4 Alasan Mengapa Sesekali Pendaki Harus Coba Sensasi Berkemah di Pantai

Berkemah di gunung memang menyenangkan, namun tak ada salahnya sesekali mencoba sensasi berkemah di pantai.

SHARE :

Ditulis Oleh: Agung Ristiana

Foto oleh Agung Ristiana

Kamu yang biasa berkemah di gunung, mungkin perlu mencoba sesekali berkemah di pantai.

Bagi saya, pantai adalah antitesis dari gunung. Jika gunung biasanya berudara dingin yang nyaman, pantai identik dengan hawa gerah yang menyiksa. Gunung juga menawarkan kesunyian yang tentram, sedangkan pantai biasanya menyajikan suasana ramai.

Namun karena ingin mencoba pengalaman baru, jadilah akhir pekan itu saya pergi ke pantai selatan untuk merasakan pengalaman pertama berkemah di pinggir pantai. Dan ternyata, setelah dilakukan, pengalaman yang saya rasakan jauh berbeda dari apa yang diawal saya pikirkan.

Berkemah di pantai cukup seru untuk dilakukan, banyak hal-hal baru yang saya temukan disana.

1. Terang lampu mercusuar berpadu dengan langit malam

Foto oleh Agung Ristiana

Berkemah di pinggir pantai ternyata asyik juga, meski punya panorama langit malam yang hampir serupa dengan apa yang biasa saya temukan di gunung, ada kesunyian dan kedamaian berbeda yang saya bisa temukan saat berkemah di pinggir pantai kali ini.

Jika berkemah di gunung, menjelang tengah malam kamu akan merasakan dinginnya angin gunung yang terasa menusuk tulang, di pantai hanya ada hembusan angin laut yang menyejukkan. Tak ada nyanyian binatang malam yang berteriak membelah sunyi, hanya ada alunan gelombang pasang yang tak henti manjakan telinga.

Dan kamu tahu, yang menarik saat berkemah di pantai? Diantara kegelapan malam, ada terang lampu mercusuar yang sesekali menyala, menambah semarak langit malam penuh bintang. Hal itu tak pernah saya temukan di gunung.

2. Karena udaranya yang tak terlalu dingin, tidur di luar tenda sambil menikmati pemandangan malam bisa jadi pilihan yang menarik

Foto oleh Agung Ristiana

Seperti yang telah saya sebutkan di atas, jika di gunung saya sering menyerah tak sanggup berlama-lama tiduran di luar tenda karena dingin yang begitu menusuk, di pantai ini udaranya lebih bersahabat, saya pun bebas berlama-lama tiduran sambil menikmati keindahan malam yang tak bosan terus menerus saya pandangi.

Istilah hotel sejuta bintang memang bukan isapan jempol belaka, malam ini saya membuktikan kebenarannya. Kemewahan dari hotel ini bukan terletak pada kenyamanan fasilitas (saya cuma tiduran diatas selembar matras), tapi panorama taburan cahaya dari jutaan bintang yang penuhi langit malam. Sesekali segaris cahaya yang muncul dari apa yang sering kita sebut bintang jatuh, turut menambah keindahan malam itu. Fasilitas seperti ini pastinya tak bakal tersedia di hotel mewah manapun.

 

3. Sensasi sunrise pantai tak kalah dengan sunrise di puncak gunung

Foto oleh Agung Ristiana

Semua orang juga tahu, kalau pemandangan sunrise di atas puncak gunung memang mempesona, tapi di pantai, sunrise-nya benar-benar berbeda, matahari yang muncul perlahan dari permukaan air laut terlihat sangat spesial. Sesaat setelah muncul dari batas pandangan, bentuk matahari jelas terlihat bulat serupa telur berwarna jingga tua. Setelah beberapa lama, warna jingga tua-nya perlahan-lahan berubah semakin terang dan menyilaukan.

 

4. Mengamati aktivitas warga sekitar pantai di pagi hari jadi kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan

Foto oleh Agung Ristiana

Sejak pagi buta, suasana sekitar pantai telah ramai oleh aktivitas-aktivitas yang dilakukan warga sekitar. Para pemancing ikan semakin banyak berdatangan, beberapa gerombolan warga berjalan-jalan di sekitar karang untuk mencari kerang atau hewan apapun yang bisa dimakan, dan yang paling menarik adalah para pencari udang yang menyebrang ke pulau seberang dengan hanya mengandalkan ban dalam sebagai pelampung.

Karena bukan merupakan tempat wisata, warga disini hanya bisa mengandalkan hasil tangkapan dari laut sebagai sumber pencaharian. Udang dan lobster menjadi komoditas paling dicari, karena harganya yang cukup tinggi di pasaran.

Setelah selesai berburu, sambil beristirahat di rumah, mereka memasak sejenis kerang (yang saya lupa namanya) untuk disantap bersama-sama. Saat bertandang untuk sekedar ikut beristirahat, kami pun ditawari ikut makan bersama-sama. Tanpa malu-malu, beberapa kawan saya menerima tawaran mereka dan coba menyantap hidangan kerang yang telah dimasak. Rasanya yang benar-benar lezat membuat beberapa kawan saya ketagihan.

 

***

 

Tips Berkemah di Pinggir Pantai

Jika tak suka dengan keramaian, pilihlah pantai yang agak sepi dan jarang didatangi orang

Demi dapat menikmati suasana berkemah secara utuh, saya sarankan untuk mencari lokasi pantai yang relative sepi dan belum banyak diketahui orang. Dengan begitu, kita bisa bebas menikmati kedaiaman pantai tanpa terganggu dengan keramaian dan kegaduhan yang sering ditimbulkan wisatawan lainnya. Mengeksplor lokasi pantai yang benar-benar baru juga akan menambah sensasi petualangan yang dirasakan.

 

Musim dan siklus angin harus jadi bahan pertimbangan sebelum menentukan waktu keberangkatan

Saat berniat berkemah di pantai ini, kami tak terlalu memperhatikan pemilihan waktu, beruntung saat itu cuaca sedang cukup bagus, dan angin juga sedang cukup bersahabat. Setelah mengobrol ngalor-ngidul dengan warga sekitar, saya jadi tahu kalau pada waktu-waktu tertentu, terutama saat angin barat berhembus, berkemah di pinggir pantai bisa sangat berbahaya. Badai sewaktu-waktu bisa datang dan menerbangkan tenda yang dipasang seadanya tanpa pasak yang kuat.

 

Jika terlanjur pergi berkemah saat cuaca sedang buruk, cari lokasi yang cukup aman untuk mendirikan tenda

Kesulitan berkemah di pinggir pantai adalah mencari tempat mendirikan tenda yang aman dan nyaman. Memasang pasak dan tali-tali pengaman wajib dilakukan karena angin yang berhembus biasanya cukup kencang. Maka dari itu, usahakan untuk mencari tempat dengan permukaan tanah yang agak keras dan dekat dengan pepohonan untuk menancapkan pasak dengan kuat dan mengikat tali pengaman , agar tenda tidak mudah tertiup angin.

 

Bersiaplah dengan membawa persediaan air bersih yang cukup

Jika lokasi berkemah kita dekat dengan warung atau pemukiman warga, persediaan air bersih mungkin tak akan jadi persoalan. Lain halnya jika kita berkemah di pantai yang berada di antah berantah. Lebih baik bawa persediaan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sejak berangkat dari pemukiman terakhir yang kita temukan.

 

Selalu ingat dan terapkan prinsip leave no trace (tidak meninggalkan jejak)

Membuang sampah sembarang selalu jadi masalah klasik yang nampaknya telah melekat erat dengan budaya bangsa kita. Apalagi di tempat wisata, gunungan sampah yang terabaikan hampir selalu bisa kita temukan diantara pemandangan alam yang indah.

Sebagai generasi baru, sudah menjadi tugas kita untuk memperbaiki budaya tersebut. Akan lebih baik jika kita juga ikut membantu membersihkan sampah-sampah berserakan yang dibuang orang-orang tak bertanggungjawab. Jika enggan dan malas untuk membersihkan sampah yang dihasilkan orang lain, minimal kita jangan ikut nyampah juga. Selalu ingat dan terapkan prinsip leave no trace kemanapun kita pergi bertualang.

 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU