Menjelang akhir Perang Dunia II, kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang dilebur dengan bom atom dahsyat oleh sekutu. Bom dengan daya ledak berkekuatan 20 kilo (ribuan) ton TNT tersebut membuat Hiroshima serta Nagasaki hangus menjadi arang. Tercatat puluhan ribu orang tewas sia-sia. Para ilmuwan memprediksi tidak akan ada yang hidup maupun tumbuh di dua kota itu, setidaknya selama 70 tahun setelahnya.
Bom atom merupakan salah satu senjata nuklir paling berbahaya yang sangat dilarang dan dikecam penggunaannya oleh dunia internasional, bahkan untuk keperluan perang sekalipun. Kekuatan ledakannya sangat dahsyat, berasal dari reaksi fisi ketika terlepasnya energi secara tiba-tiba saat membelah inti unsur berat seperti plutonium dan uranium. Radiasi yang ditimbulkan setelah ledakannya juga dapat memicu kelainan genetik yang menyebabkan cacat permanen pada manusia.
Sepanjang sejarah umat manusia, bom atom digunakan dua kali dalam peperangan, yaitu semasa Perang Dunia II oleh Amerika Serikat terhadap kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Meskipun dilarang, namun ada beberapa negara yang menyimpan senjata nuklir, diantaranya Amerika Serikat, Rusia, Britania Raya, Prancis, Republik Rakyat Tiongkok, India, Korea Utara, dan Pakistan. Kekuatan ledakannya diperkirakan setara dengan lebih dari 70 mega (jutaan) ton TNT.
Umumnya tidak akan ada yang tumbuh maupun hidup di bekas wilayah ledakan bom nuklir. Namun keajaiban muncul di Hiroshima dan Nagasaki, pada musim gugur 1945 gulma mulai tumbuh dari tanah yang hangus. Musim panas berikutnya bunga oleanders bermekaran, cabang-cabang pohon kapur barus bersemi kembali. Pemulihan alami ini menyentuh hati banyak orang sehingga bala bantuan mengalir dari seluruh negeri.
Langkah penting kebangkitan kota terjadi pada 6 Agustus 1949, setelah diberlakukannya UU Konstruksi Peringatan Perdamaian Hiroshima. Ketetapan ini tidak sekedar membangun kembali kota, namun juga membayangkan kembali Hiroshima sebagai Kota Peringatan Perdamaian. Pertama kali dalam sejarah, seluruh kota melakukan upaya pengabdian diri untuk mempromosikan perdamaian.
Sebagai wujud pengharapan, Taman Peringatan Perdamaian dibangun di pusat Hiroshima di tepi Sungai Motoyasu dengan luas hingga 120.000 meter persegi. Dahulunya adalah pemukiman padat penduduk, namun setelah bom atom menghanguskan lokasi ini menjadi tempat bagi lebih dari 60 monumen dan fasilitas yang berhubungan dengan perdamaian, terutama Museum Peringatan perdamaian.
Rekonstruksi dan pembangunan kembali Hiroshima dimulai pada 1950, diawali dengan pembangunan jembatan Inari. Pembangunan dilakukan secara bertahap dengan tetap bertumpu pada karakter bangsa yang ulet, rajin belajar, dan memiliki semangat tinggi. Hasilnya, Hiroshima kini telah berubah menjadi kota industri yang berisi perkantoran, pusat publik, dan perguruan tinggi.
Nagasaki juga mengalami pembangunan yang signifikan setelah tragedi bom atom. Bersama Hiroshima, Nagasaki menjadi pusat perdamaian bagi gerakan yang melarang penggunaan senjata nuklir. Nagasaki menjadi pusat wisata Jepang. Industri Hiroshima didasarkan pada galangan kapal yang dikelompokkan sepanjang bagian barat dan bagian dalam pelabuhan.
Tepat 19 tahun setelah tragedi bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang kemudian diikuti oleh kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, Jepang menjadi negara Asia pertama yang dapat menggelar Olimpiade Musim Panas di Tokyo tahun 1964. Ajang ini dimanfaatkan untuk memperlihatkan pemulihan kembali dan kebangkitan Jepang menjadi negara maju.
Hiroshima dan Nagasaki saat ini menjadi tujuan pariwisata kelas dunia di wilayah Jepang barat, selain menjadi kota Industri yang maju. Hiroshima menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 1994, dan berhasil membuat seluruh negara di Asia terpukau dengan kemajuan kota tersebut yang sangat pesat dan menjadi kota modern yang maju.