Apa yang paling kamu suka saat bepergian menjelajah alam? Melihat semburat senja? Pelangi yang muncul di air terjun? Bertemu warga-warga lokal dan mendapat pengetahuan baru?
Semua orang memiliki hal yang disenanginya. Termasuk saya. Mendengarkan suara alam menjadi salah satu hal favorit saya saat bepergian. Gemerisik daun, angin, suara kala ombak menghantam karang di tepi pantai, juga kicau burung di tengah hutan.
Bagi saya, mendengar suara alam merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan alam -tentu bukan dalam arti sebenarnya. Hanya saja seringkali hal tersebut benar-benar sering terbersit dalam pikiran, bahwa alam memang punya caranya sendiri untuk berkomunikasi dengan kita.
Dan pikiran tersebut kembali muncul saat membaca mengenai suara tata surya yang berhasil direkam oleh NASA di sosial media Twitter.
Dalam video di bawah ini, kamu akan mendengarkan beberapa suara yang berhasil direkam seperti Bumi, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan satelit-satelit alami mereka. Beberapa suara yang terekam terdengar dramatis, ada yang lucu, namun ada pula yang menakutkan. Berikut videonya:
Satu hal menarik yang terpatri dalam benak saya sesaat mendengar rekaman suara tadi adalah, ‘bahkan mereka memiliki suaranya masing-masing!’.
Semua tahu, luar angkasa merupakan ruang hampa udara atau vakum. Di tempat ini suara tidak dapat merambat dan terdengar. Tapi, gelombang elektromagnetik yang terdapat pada setiap benda-benda angkasa dapat ‘didengar’.
NASA menggunakan wahana antariksa seperti Voyager I dan II, INJUN 1, ISEE 1 serta satelit HAWKEYE untuk merekam suara tersebut. Mereka berhasil merekam gelombang elektromagnetik beberapa anggota Tata Surya, lalu mengirimkannya kembali ke Bumi.
Seluruh instrumen yang digunakan NASA ini merekam getaran gelombang elektromagnetik 20 sampai 20.000 Hz. Gelombang elektromagnetik tersebut dihasilkan karena interaksi yang kompleks dari partikel bermuatan elektromagnetik dari angin surya, ionosfer dan magnetosfer benda langit.