Jika biasanya sebuah bukit atau taman dinamai dengan nama yang bagus dan mudah diingat untuk menggaet wisatawan, maka tidak untuk bukit di Selandia Baru ini. Bukit ini memiliki nama yang sulit dieja dan diucapkan, apalagi menghafalkannya. Bahkan memiliki nama super panjang, yakni Taumatawhakatangihangakoauauotamateapokaiwhenuakitanatahu.
Karena namanya yang panjang, kini bukit di Selandia Baru dinobatkan sebagai destinasi dengan nama terpanjang di dunia oleh Guinness World Records.
Nama bukit ini mengandung 85 huruf, namun ada yang bilang jumlahnya 105 huruf.
Berdasarkan papan penunjuk yang ada di sekitar destinasi ini, nama panjang itu diambil dari sebuah kalimat “Taumata whakatangi hangakoauau o tamatea turi pukakapiki maunga horo nuku pokai whenua kitanatahu” yang artinya “puncak di mana Tamatea, pria dengan lutut besar, yang meluncur, memanjat dan menelan gunung, memainkan serulingnya untuk kekasihnya.”.
Mitosnya, dulu ada seoang pria gendut bernama Tamatea. Ia adalah penjelajah terbesar di Selandia baru yang memilik nafsu makan yang cukup besar. Ia digambarkan sebagai sosok Māori Marco Polo.
Ia melakukan perjalanan dengan saudaranya. Namun di tengah perjalanannnya, saudaranya terbunuh dalam pertarungan etnis setempat.
Tewasnya saudara Tamatea, memunculkan kesedihan. Ia pun duduk di atas bukit memainkan ratapan kesedihannya menggunakan koauau, sebuah seruling kecil yang dimainkan melalui hidung.
Karena kisah itulah kemudian bukit tersebut diberi nama yang amat panjang yang sesuai dengan kisah hidup Tamatea.
Kini banyak orang datang ke bukit ini untuk melihat bukit dan berfoto di depan papan nama bukit yang terpampang di seberang jalan.