Misteri Candi Mendut, Kisah Tragis Wanita Cantik Penjual Rokok

Candi Mendut merupakan candi bercorah Buddha yang berlokasi di Jalan Mayor Kusen Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Candi Mendut merupakan candi bercorah Buddha yang berlokasi di Jalan Mayor Kusen Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Mendut bersama dengan Candi Pawon dan Candi Borobudur berada dalam satu garis lurus arah utara-selatan. Berdasarkan Prasasti Karangtengah yang dibuat pada 824 Masehi, disebutkan bahwa Candi Pawon dibangun oleh Raja Indra dari Wangsa Syailendra.

Dalam Prasasti Karangtengah tidak disebutkan secara tersurat mengenai nama Candi Mendut. Arkeolog Belanda J.G. de Casparis menghubungkan bangunan suci bernama wenuwana pada Prasasti Karangtengah sebagai Candi Mendut. Berdasarkan prasasti tersebut diketahui bahwa tujuan pembangunan Candi Mendut adalah untuk tempat ibadah yang berusia lebih tua dari Candi Borobudur.

Arsitektur Unik

(Instagram/laksmilaraswati)

Berbeda dengan Candi Borobudur yang seluruhnya dibuat menggunakan batuan alam dari Gunung Merapi, Candi Mendut tersusun atas batu bata merah yang ditutup dengan batu alam. Pintu masuk berupa tangga yang menghadap arah barat daya. Bagian atap bertingkat tiga dengan dihiasi stupa-stupa kecil sekitar 48 buah.

Tinggi Candi Mendut berkisar pada 26,4 meter. Dinding candi dipenuhi oleh relief-relief bergambar hewan dan makhluk-makhluk kayangan, seperti Dewata Gandarwa, Apsara, dan Garuda. Di dalam ruangan candi ditemukan tiga arca yakni Dhyani Buddha Wairocana, Awalokiteswara (padmapani), dan Wajrapani.

Kisah Roro Mendut

Dahulu di Pati terdapat seorang wanita cantik jelita bernama Roro Mendut yang terkenal di seluruh penjuru Mataram. Ketika Pati diserang oleh Kerajaan Mataram, seluruh harta berharga Pati dirampas kemudian diboyong ke Mataram, tak terkecuali Roro Mendut. Saat itu Roro Mendut dihadiahkan untuk Tumenggung Wiraguna, seorang panglima perang yang berusia lebih dari setengah baya.

(metropekanbaru.com)

Meskipun diinginkan oleh para petinggi kerajaan, hati Roro Mendut merasa tak bahagia. Dirinya ingin bebas mencari cinta sejatinya. Setiap kali Tumenggung Wiraguna datang, Roro Mendut selalu menolak dan minta ingin dibebaskan. Dengan nada sombong, Roro Mendut menyatakan siap menebus dirinya sendiri berapapun harganya.

Kesombongannya membuat Tumenggung Wiraguna murka, ia membiarkan Roro Mendut mengumpulkan uang tebusan yang tidak akan mungkin didapatkannya. Roro Mendut mengais uang dengan berjualan rokok lintingan klobot kepada masyarakat Mataram. Bukan sembarangan, rokok yang dijual Roro Mendut sebelumnya telah dihisap oleh bibir rekahnya. Namun karena kecantikannya yang luar biasa, tidak ada satupun yeng merasa keberatan atau dirugikan.

Saat berjualan bertemulah Roro Mendut dengan seorang pria muda Pranacitra yang menjadi cinta sejatinya. Pria itulah yang akhirnya membawa lari Roro Mendut dari beleunggu Tumenggung Wiraguna. Mengetahui hal itu, Tumenggung Wiraguna melakukan pengejaran dan berhasil menikam keduanya saat baru saja tiba di pesisir Pantai Selatan Jawa, tepat senja hari.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU