Bagi para pencinta gunung, Segara Anak Rinjani sudah pasti masuk dalam salah satu list yang wajib dikunjungi. Keindahannya tak hanya mampu menghipnotis para pendaki Indonesia, namun juga para pelancong dari mancanegara. Secuil surga di Rinjani ini ternyata juga punya cerita turun temurun yang unik dan diyakini kebenarannya. Salah satunya mitos Segara Anak Rinjani tentang keberadaan emas yang melimpah.
Masyarakat sekitar masih percaya bahwa mitos Segara Anak ini benar adanya. Diyakini, di dasar Segara Anak ini tersimpan emas yang melimpah ruah. Namun secuil saja, tak ada yang boleh mengambilnya jika tak ingin terjadi malapetaka.
Meski sebagian orang memilih untuk tak mempercayainya, namun ada satu fakta unik tentang mitos Segara Anak ini. Ternyata, pada setiap kesempatan ritual penghormatan leluhur dan dewa, masyarakat akan melempar dan membuang emas ke dalam Segara Anak.
Ritual ini disebut dengan Mulang Pakelem, yakni ritual meminta turun hujan pada dewi Anjani dengan cara memberikan sesaji, menyembelih hewan dan melempar emas berbentuk ikan-ikan kecil ke dalam danaunya.
Mungkin saja mitos Segara Anak tentang keberadaan emas di dasar danau benar adanya. Mengingat ritual melempar emas memang benar dilakukan oleh masyarakat sekitar, dan tak ada lagi yang pernah berani mengambil emas-emas itu.
Konon barang siapa yang berani dan dengan sengaja mengambil emas tersesbut, maka ia akan langsung mendapatkan kutukan. Atau menurut beberapa orang yang pernah mencoba mengambil emas-emas ini hingga berenang ke tengah danau.
Namun dari semua orang yang mencobanya selalu hilang di tengah danau, dan kembali esok harinya di tepi danau dengan kondisi ling-lung. Mereka yang mencoba mengambil emas ini hanya merasa bahwa mereka berenang ke tengah danau, lalu lupa apa yang terjadi setelahnya.
Meski mitos ini belum terbukti 100 persen kebenarannya, tapi cukup bagi kita untuk menjadikannya pembatas. Agar selalu menghormati dan membatasi tingkah saat berkunjung ke tempat asing.