Pada tanggal 15 juni lalu, terjadi bentrokan antara prajurit India dan China di Lembah Galwan India dekat Aksai Chin yang diklaim India. Antara pemerintah India dan China memiliki pendapat tersendiri terkait pemicu bentrokan tersebut. India mengatakan bahwa bentrokan terjadi karena ulah China sebagai upaya mengubah status quo secara sepihak. Sedangkan menurut China, bentrokan dipicu oleh tentara India yang masuk ke kawasannya secara ilegal dan memprovokasi serangan.
China memang dikenal sebagai negara yang cukup sering bermasalah dengan negara lain. Ketegangan dengan India beberapa waktu lalu bukan hal baru bagi China. Sebelumnya, pada tahun 1962 antara India dan China sempat berperang berkenaan dengan garis batas kedua negara di Lembah Galwan yang tidak jauh dari Himalaya. Sebenarnya, Lembah Galwan merupakan area damai yang menjadi Garis Kontrol Aktual (Line of Actual Control/LAC). Namun, India maupun China tidak ada yang mengakuinya.
Lembah Galwan India berada di Ladakh yang mengalir di bawahnya Sungai Galwan. Tempat ini merupakan dataran tertinggi di India yang mencapai 3.000 mdpl. Seluruh area Lembah Galwan beriklim keras yang bagian puncaknya tertutup oleh salju abadi dengan dikelilingi lembah-lembah kering. Ketika masuk musim dingin, suhu udara di sini dapat berada di titik -20 Celcius. Jarang sekali ditemukan tumbuhan di tanahnya yang longgar dan berpasir, kecuali di sepanjang aliran sungai.
Meskipun diklaim sebagai wilayah India, namun Lembah Galwan berada di bawah kendali otoritas China. Pertanyaannya jika Lembah Galwan adalah kawasan gersang dengan iklim yang keras, kenapa Lembah Galwan begitu disengketakan oleh militer India maupun China?
Pengamat militer menuturkan bahwa Lembah Galwan yang tidak ramah ini secara tradisional merupakan wilayah damai LAC. LAC sendiri adalah garis demarkasi yang tidak jelas karena kedua negara memiliki persepsi berbeda terhadap garis tersebut. Antara India dan China masing-masing memiliki klaim yang berbeda untuk sebagian besar area LAC. Sehingga jelas, India maupun China tidak pada posisi yang sama tas klaimnya. Hal tersebut yang kemudian menjadi penyebab perselisihan militer.
Terdapat begitu banyak perdebatan di sepanjang LAC yang dibagi ke sektor timur dan barat. China mengakui 90.000 kilometer persegi di LAC timur yang berada di bawah kendali India, sebelah selatan garis McMahon, yaitu garis demarkasi yang disepakati Inggris dan Tibet namun tidak diakui China. Sedangkan India mengakui 38.000 kilometer persegi daerah Aksai Chin yang dikendalikan oleh China. Sektor barat menjadi titik yang paling sering diperdebatkan, sehingga konflik tersebut mencuat dan kedua pihak saling tuduh satu sama lain telah melanggar perbatasan.
Klaim dan klaim balasan yang terus belanjut ini menyebabkan kebuntuan militer di Lembah Galwan pada tahun 1962. Tepatnya pada tanggal 4 Juli, satu pleton pasukan Gorkha India mendirikan pos di bagian atas Lembah Galwan. Pos tersebut memotong jalur administrasi ke pos China di wilayah Samzunglin. Pasukan China menfasirkan hal ini sebagai serangan yang direncanakan pada pos mereka, dan kemudian mengepung pos India yang berjarak 100 meter. Pengepungan terjadi selama empat bulan.
Puncak ketegangan tahun 1962 terjadi pada 20 Oktober. Pos India yang telah diperkuat oleh kompi pasukan bertikai dengan militer China. Pihak China membombardir pos India dengan serangan berat dan menggunakan batalion untuk menyerangnya. Pihak India mengalami kekalahan, sekitar 33 prajurit tewas dan beberapa luka-luka. Sedangkan komandan kompi dan beberapa lainnya ditahan. Pada akhir perang, Pemerintah China mencapai garis klaim 1960-an yang disengketakan.
Bentrokan yang terjadi pada 15 Mei 2020 lalu diperkirakan dipicu oleh kegiatan India yang membangun sebuah jalan raya baru di sepanjang daerah terpencil dan rentan di area LAC, Ladakh. Jalan tersebut dibangun beberapa ratus kilometer dan terhubung dengan pangkalan udara yang telah diaktifkan kembali oleh India di Daulat Beg Oldi. China mencurigai pembangunan itu karena dapat meningkatkan kemampuan Delhi untuk menggerakkan tentara dan alat-alat dengan cepat jika terjadi konflik.