Klenteng Cu An Kiong, Klenteng Tertua di Pulau Jawa

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Tampilan megah klenteng tertua di Pulau Jawa. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo.com

Klenteng Cu An Kiong merupakan kelenteng tertua di Pulau Jawa. Ruang utama klenteng yang berisi altar Tian Shang Sheng Mu berada di belakang dan tidak terbuka untuk umum. Selain itu, klenteng ini juga memiliki altar untuk Raden Panji Margono yang menjadi salah satu pahlawan pada Perang Kuning. Ketiga orang tersebut lah yang dikenal telah menyusun strategi peperangan melawan Belanda di klenteng ini.

Klenteng Cu An Kiong masih tampak kokoh walau telah berusia ratusan tahun. Tak ada catatan pasti kapan klenteng tertua di Lasem, Rembang, Jawa Tengah itu dibangun. Penjarahan oleh tentara Belanda pada masa penjajahan disebut sebagai penyebab hilangnya bukti sejarah tersebut.

Klenteng ini pernah direnovasi pada tahun 1869 dan mengalami penambahan bangunan di bagian kanan dan kiri klenteng yang berfungsi sebagai pelengkap bangunan.

Meski pernah direnovasi, bangunan utama klenteng tidak pernah mengalami perubahan, dibiarkan apa adanya. Dinding klenteng nampak tebal dengan arsitektur bangunan kuno, kerap menjadi pusat pujian dari setiap pengunjung yang datang. Selain itu, bangunan ini dipercantik dengan adanya detail ornamen pada atap klenteng.

Tampilan dalam klenteng. Foto oleh Wike Sulistiarmi/Phinemo.com

Dulu Lasem merupakan hutan lebat. Orang Tionghoa-lah yang pertama kali membuka desa tempat berdirinya klenteng ini. Lalu penduduk mulai ramai tinggal di situ untuk berdagang hingga akhirnya Belanda datang menjajah.

Sebagai tanda sudah berbaurnya antara masyarakat Tionghoa dan pribumi. Setiap hari ulang Thian Siang Seng, yang juga jatuh sebagai hari ulang tahun klenteng, yakni pada tanggal 23 bulan 3 penanggalan Cina, klenteng akan merayakan sejumlah pergelaran wayang kulit, klonengan dan gamelan.

Kini Klenteng Cu An Kiong tetap berdiri di tengah masyarakat yang heterogen. Klenteng ini menjadi bukti nyata masyarakat Tionghoa dapat berbaur dan melebur bersama budaya dan masyarakat Jawa.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU