Kilas Balik Penyelenggaraan Kalender Event Nusantara 2017

2017 sudah memasuki penghujung tahunnya, untuk itu Kementrian Pariwisata Indonesia mengevaluasi penyelenggaraan Calender of Event Nusantara 2017. Simak yuk

SHARE :

Ditulis Oleh: Syaiful Millah

Salah satu halaman dalam Book of Calender Event Nusantara 2017.

Bulan Febuari 2017 lalu, Kementrian Pariwisata Indonesia meluncurkan buku Calender of Event Nusantara 2017 bertepata dengan Hari Pers Nasional. Buku ini berisi rangkaian event wisata yang akan digelar selama tahun 2017 dari seluruh daerah yang ada di Indonesia. 

Mengikuti hal ini, beberapa daerah juga menerbitkan kalender event selama setahun seperti Banyuwangi, Solo, Sumatera Barat dan lain-lain. 

Baca juga event wisata bulan November di Jawa Tengah, dengan klik disini

Meski begitu, Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam Rakornas Pariwisata III lalu mengatakan Indonesia dinilai masih banyak kelemahan dalam membuat acara sekelas internasional sehingga belum bisa bersaing dengan negara-negara lain dalam hal mendatangkan wisatawan dari penyelenggaraan event. 

Adapun evaluasi yang disampaikan Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata Indonesia  adalah sebagai berikut : 

1. Tidak memiliki Calender of Event pasti untuk dijual

Arief Yahya mengungkapkan Indonesia hingga saat ini masih belum punya kalender event yang pasti untuk dipasarkan secara luas ke publik internasional. Meskipun banyak daerah yang juga menerbitkan kalender serupa.

Hal ini dianggapnya sangat penting untuk mempercepat pemenuhan target kunjungan wisatawan ke Indonesia. Ia berharap rakornas bisa menghasilkan top 100 events Indonesia untuk dimuat dalam Calender of Events 2018 mendatang. 

2. Tidak Konsistennya waktu penyelenggaraan event

Kelemahan Indonesia dalam mengadakan event wisata salah satunya adalah ketidakonsistenan waktu. Hal ini bahkan dianggap kelemahan dari tahun ke tahun, sehingga tidak ada tanggal pasti kapan event akan diadakan.

Keadaan ini sangat berimbas besar bagi wisatawan, mereka jadi tidak bisa merencanakan jauh-jauh hari. Malah seringkali event diadakan dengan jarak antara publikasi dan waktu pelaksanaan yang tidak jauh. 

Untuk itu, Menteri Arief Yahya menegaskan untuk tahun 2018, event yang tercatat diharuskan sudah memiliki tanggal dan tempat yang jelas dan harus diadakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan. 

3. Banyak event wisata yang belum berstandar internasional

Selain waktu penyenggaraan event yang tidak konsisten, Arief Yahya menyampaikan juga bahwa banyak event yang digelar tetapi didesain hanya untuk lokal saja. Ia berpesan walaupun bertemakan kearifan lokal baik dalam hal tarian, busana, dan seni budaya yang lain tetap harus memiliki standar dunia.

Bahkan, banyak daerah di Indonesia yang memiliki banyak kegiatan setiap tahunnya tetapi tidak ada satupun yang digelar dengan taraf internasional. Hal ini, seharusnya menjadi peluang bagi daerah untuk bisa mendatangkan wisatawan baik lokal maupun mancanegara dengan penyelenggaraan event-event wisata. 

Baca juga World Heritage yang ada di Indonesia dan sudah diakui UNESCO dengan klik disini 

4. Alokasi dana yang tidak proposional

Menteri Pariwisata, Arief Yahya sangat menyayangkan pengalokasian dana yang hanya terfokus untuk penyelenggaraan event yang akan diadakan, sehingga tidak ada dana yang digunakan untuk promosi melalui media. 

Dalam hal ini, ia bahkan merinci jurus jitu yakni dengan persenan 50-50 antara dana event dan media. Selanjutnya dana media dan promosi juga dibagi lagi untuk pra-event, saat event berlangsung dan pasca-event. 

Hal ini dianggap sangat vital karena tujuan penyelenggaraan event bukan hanya dinikmati oleh kita sendiri tetapi masyarakat luas hingga publik internasional. Sehingga media dan promosi harus digencarkan baik untuk menarik minat wisatawan maupun untuk menunjukkan eksistensi event  itu sendiri. 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU