Laut China Selatan merupakan bagian dari Samudera Pasifik, membentang dari Selat Malaka dan Selat Karimata hingga Selat Taiwan dengan total luas mencapai 3,5 juta Km2 atau setara 1,4 juta sq mi. Kawasan ini telah menjadi medan konflik China dengan sejumlah negara di Asia Tenggara. Kondisi ini semakin memanas setelah keterlibatan pihak Amerika Serikat (AS). Kenapa Laut China Selatan diperebutkan oleh berbagai negara?
Konflik Laut China Selatan terus memanas. China berseteru dengan negara-negara Asia Tenggara terkait klaim sepihaknya atas teritorial kawasan ini, mulai dari Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, Filipina, dan Taiwan. Dengan Indonesia, China berkonflik di Laut Natuna yang berada di Semenanjung Malaya dan masuk dalam wilayah provinsi Kepulauan Riau.
Keterlibatakan AS semakin membuat konflik Laut China Selatan memanas. Setelah pelantikan Presiden Joe Biden beberapa minggu lalu, kapal induk USS Theodore Rosevelt milik AS tampak berlayar di sekitar kawasan Laut China Selatan untuk menggelar latihan militer sebagai bagian dari operasi kebebasan bernavigasi. Bagi China, latihan rutin AS ini merupakan bentuk unjuk kekuatan kepada pihak militer nasional China.
Meski tidak berkepentingan langsung, AS seolah terus mengobarkan api konflik dengan China. Keduanya memang sudah sejak lama terlibat dalam perang dagang sengit, saling berlomba menjadi negara adi daya. Pihak AS melalui Menteri Luar Negeri yang baru, Antony Blinken, secara gamblang mendukung negara-negara Asia Tenggara yang berkonflik dengan China.
Kepada Indonesia, dukungan dari AS sudah disampaikan sejak Presiden Trump melalui Menteri Luar Negeri saat itu, Michael R Pompeo. Oktober 2020 lalu, Pompeo mengadakan pertemuan bilateral di Jakarta dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi. AS secara resmi meminta Indonesia di pihaknya jika perang melawan China benar-benar terjadi.
Alasan kenapa Laut China Selatan diperebutkan berbagai negara serta menjadi lahan sengketa adalah karena keberadaan harta terpendam di dasar lautnya. Pertama adalah potensi minyak bumi dan gas. Diketahui tersimpan 16 blok migas, berupa 11 milyar barel minyak bumi dan 190 trilyun kaki kubik gas bumi. Sehingga Laut China Selatan adalah kolam minyak dan tabung gas raksasa dan terbesar di dunia.
Selain itu, Laut China Selatan memiliki populasi ikan sebanyak 10% dari total populasi dunia. Tak heran jika banyak kapal asing yang menerobos masuk untukmenangkap ikan secara ilegal. Letak Laut China Selatan yang strategis juga menjadi alasan lain. Kawasan ini dikelilingi oleh 10 negara, dan menjadi lalu lintas maritim global senilai USD 5 trilyun setiap tahun.
China berseteru dengan enam negara sekaligus di Laut China Selatan yang perbatasan lautnya saling tumpang tindih. Di luar ASEAN, China berkonflik dengan Taiwan. Nine Dash Line yang digunakan China mencakup wilayah Kepulauan paracel yang diklaim Vietnam dan Taiwan, hingga di Kepulauan Spatly dimana China bersengketa dengan Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Brunei Darussalam. Masalah ini jauh lebih kompleks dari yang terlihat.