Memang nggak bisa dipungkiri, kalau sampah akan selalu mengikuti ke manapun manusia pergi. Karena saat ada manusia, akan ada juga produksi sampah di sana.
Sampah juga muncul di suatu tempat khususnya destinasi wisata saat ada event atau acara besar yang mendatangkan banyak pengunjung. Meski biasanya dalam event besar kayak gini, petugas kebersihan sudah dilipatgandakan jumlahnya, tapi tetap saja keberadaan sampah nggak bisa ditanggulangi.
Seperti contohnya pasca event Dieng Culture Festival 2017 lalu. Sampah menjadi pemandangan yang biasa saat Kamu melintasi area Candi Arjuna dan sekitarnya karena memang di sinilah pusat acara Dieng Culture Festival 2017 digelar. Hampir setiap sudut kawasan Candi Arjuna banyak terdapat sampah plastik dan kemasan makanan yang dibuang sembarangan begitu saja oleh pengunjung.
Potret tumpukan sampah di sana-sini pasca acara Dieng Culture Festival 2017 tentu membawa sebuah kesan negatif pada pelaksanaan acara ini. Sekilas orang melihat mungkin akan berpikir, bahwa semua sampah ini pasti hasil dari acara Dieng Culture Festival 2017.
Padahal sebetulnya, produksi sampah di kawasan wisata Dieng terutama Candi Arjuna juga terus terjadi bukan hanya ketika gelaran DCF. Tapi juga di saat musim liburan yang mana akan banyak datang wisatawan. Tapi mungkin karena saat gelaran DCF lebih banyak orang yang datang, maka sampah yang dihasilkan pun makin banyak.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan Nyardi, Mandor hutan wilayah Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara,
Sebenarnya tidak hanya saat DCF, karena saat liburan panjang juga banyak sampah di hutan. Tetapi saat DCF sampahnya memang lebih banyak.
Secara nggak langsung ini memang membentuk opini bahwa, Dieng Culture Festival 2017-lah yang justru membuat tumpukan sampah di kawasan wisata Dieng. Benarkah?
Sepertinya sudah menjadi kebiasaan dan budaya turun-temurun, bahwa orang Indonesia itu hobi banget buang sampah sembarangan. Kamu pasti pernah mengalami, saat lagi naik motor di tengah jalan tiba-tiba ada orang yang buang sampah dari atas motor atau mobil.
Atau pernah juga saat lagi jalan-jalan di kawasan wisata, tiba-tiba ada orang yang dengan santainya buang sampah di sembarang tempat. Padahal pengelola kawasan wisata sudah menyediakan tempat sampah di banyak sudut.
Nah, dari situ aja udah jelas. Bahwa sebetulnya yang salah itu bukan event atau acaranya. Tapi karena memang begitulah gaya hidup orang Indonesia yang mayoritas belum peduli pada masalah kebersihan lingkungan. Banyak dari mereka yang masih berpikir , bahwa sampah itu urusan petugas kebersihan. Jadi sah-sah saja ketika mereka mau buang sampah di manapun. Toh mereka sudah bayar mahal, jadi ngapain mesti pusing mikirin masalah sampah?
Akhir-akhir ini ada sebuah foto yang beredar di sosial media tentang wajah kawasan Candi Arjuna. Kawasan ini terlihat penuh sampah pasca acara Dieng Culture Festival 2017, dan sontak hal ini jadi bahan perbincangan netizen. Banyak dari mereka yang merasa kesal pada pengunjung, karena nggak bisa menjaga kebersihan kawasan wisata.
Berbagai komentar dan ungkapan kekesalan pun dikeluarkan netizen. Seperti netizen ini misalnya, yang kesal karena orang Indonesia tak pernah berubah.
Astagaaa….dah berpuluhan tahun merdeka, banyak manusianya masih saja tak berubah padahal hanya hal sekecil membuang sampah di tempat sampah. Sedih! – Stephanie_manroe
Beda dengan netizen ini, dia justru memberikan saran supaya pengunjung nggak buang sampah sembarangan lagi.
Yang dateng cuma bikin sampah, SDM rendah. Coba solusinya buatin tempat sampah yang bisa sekalian digendong, biar gk buang sampah sembarangan. Gemana? – Fathurkarta19
Yang unik dari komentar berikut adalah, netizen ini menyoroti tingkah orang Indonesia yang ngotot meski salah.
Di indo itu klo ngadain festival atau acara yang banyak kerumunan org.. Harus standby petugas kebersihan yg banyak banget. Krn rata2 mereka gak peduli dgn kebersihan..di tegur aja bisa jadi lebih ngomel.. Pdhl salah.. Hahaha – michaeldarmali
Seandainya masing-masing orang lebih peduli dengan sampahnya sendiri, yakin deh kawasan wisata manapun pasti bakal lebih bersih. Event-event sebesar dan seramai apapun juga pasti lebih bersih ketika masing-masing wisatawan mau buang sampahnya sendiri di tempat yang udah disediakan.
Sudah bukan saatnya lagi sibuk menyalahkan acara atau eventnya, panitianya atau tempat wisatanya. Karena yang patut disalahkan sebetulnya adalah orang yang datang ke sana. Terutama orang-orang yang masih suka buang sampah di sembarang tempat. Orang-orang seperti inilah yang harusnya dirangkul untuk terus diajak dan diarahkan agar mau lebih peduli pada kebersihan lingkungan.
Toh pada akhirnya kalau kita mau menjaga kebersihan, yang menikmati juga kita sendiri. Alam jadi lebih bersih, indah dipandang dan asyik buat dinikmati.
Panitia atau pengelola tetap punya tugas dan peran dalam menjaga kebersihan lingkungan tempat dilaksanakannya sebuah acara, seperti Kawasan Candi Arjuna dalam gelaran Dieng Culture Festival 2017 lalu.
Panitia harus terus meningkatkan layanan kebersihan, misalnya dengan menambah tempat sampah di berbagai sudut. Menambah petugas kebersihan, memasang rambu peringatan untuk jaga kebersihan, atau dengan cara lain yang lebih kreatif.
Dengan adanya kerja sama yang baik antara pengunjung dan pengelola pasti akan terwujud suatu event yang sukses dan kawasan wisata yang tetap bersih.
***
Dan pada akhirnya, semua pihak harus introspeksi atas kejadian menumpuknya sampah ini, nggak sekadar saling menyalahkan. Akan lebih baik, jika masing-masing dari kita mencoba menawarkan solusi atas kejadian ini, setuju? Menurut Kamu, bagaimana seharusnya solusi konkretnya? Share di kolom komentar, ya!