Setelah Tutup 6 Tahun, Jalur Pendakian Gunung Merapi Via Sapu Angin Kembali Dibuka

Jalur Sapu Angin lebih panjang ketimbang pendakian dari Selo. Mendaki Merapi lewat jalur ini bisa memakan jarak tempuh 9-14 jam.

SHARE :

Ditulis Oleh: Johan Vembrianto

Jalur pendakian Gunung Merapi via Sapu Angin di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang , Kabupaten Klaten, resmi kembali dibuka untuk umum pada Jumat (12/5). Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) menyatakan bahwa jalur yang telah tutup selama 6 tahun ini aman untuk pendakian Gunung Merapi. 

Setelah resmi dibuka, pengawasan endaki lewat jalur Sapu Angin akan cukup ketat mengingat medannya tidak mudah. Sumber foto

Jalur Sapu Angin mempunyai karakteristik berbeda ketimbang jalur Selo. Apabila pendakian lewat Selo bisa berangkat pagi pulang sore dengan jarak tempuh sekitar 2-3 jam, pendakian lewat Sapuangin bisa memakan jarak tempuh 9-14 jam. Ada empat posko yang dilewati, yaitu posko 1, posko 2 untuk area camping, posko 3 di Watu Bolong, dan posko 4 di Pasar Bubrah.

Jalur Sapu Angin sebenernya udah dibuka sejak 2001, namun sempat ditutup pada tahun 2010. Yup, dulu memang ada lima jalur sebelum erupsi Merapi 2010; jalur Selo, Babadan, Kinahrejo, Sapuangin, dan Lendong. Kemudian jalur yang diperbolehkan dilalui tinggal jalur Selo di Kabupaten Boyolali. Sebab, jalur lainnya rusak parah, termasuk Sapu Angin.

Namun karena banyak pendaki nekat menerobos jalur Sapu Angin dan malah tersesat, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) kembali membuka jalur yang telah ditutup selama 6 tahun tersebut dan melengkapinya dengan petunjuk arah.

Minat mendaki Gunung Merapi makin tinggi

Pembukaan jalur Sapu Angin dilaksanakan sejak Kamis (12/5) sampai Minggu (14/5). Tapi persiapannya udah dimulai jauh hari, sejak tahun 2015 dengan melakukan survei medan, lanskap serta tumbuhan dan satwa liar. Lalu dilanjut tahun 2016 dengan dilakukan penetapan desain tapak. Sementara awal bulan Maret 2017 dilakukan survey acces and escape point oleh SAR Kabupaten Klaten yang bekerja sama dengan SAR Sapuangin Tegalmulyo dan beberapa potensi SAR Kabupaten Klaten serta BTNGM.

Penataan jalur pendakian oleh BTNGM bersama mitra lokal Desa Tegalmulyo ini dilatar belakangi makin tingginya antusiasme pendakian Gunung Merapi.

Menurut Kepala Resort Kemalang dan Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM), Arif Sulfiantono, 5 tahun terakhir jumlah pendaki terus meningkat. Tahun 2011 ada 4.978 orang pendaki, luar biasanya di 2016 menjadi 32.256 orang! Saat musim liburan, jumlah pendaki membeludak. Liburan 17 Agustus 2016 lalu aja ada sekurangnya 2.700 pendaki.

Baca juga info-info menarik lainnya seputar pendakian:

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU