Dalam soft opening Pasar Semarangan Tinjomoyo, Sabtu, (17/3), akan ada 25 outlet kuliner berbagai negara. Selain itu,di Pasar Semarangan Tinjomoyo ini juga tak berlaku transaksi uang tunai. Pembayaran oleh pengunjung dilakukan dengan transaksi non-tunai yang didukung oleh sebuah bank pemerintah.
“Didukung BNI dengan produk nontunainya, yaitu T-Cash dan Aplikasi YAP! (Your All Payment), maka cukup dipindai QR code saat membayar. Akan ada bonus jika bisa menunjukan struk tiket BRT Trans Semarang dengan tulisan T-Cashnya,” jelas Hendi Hendrar Prihadi, Walikota Semarang.
Selain itu, pengunjung juga disediakan shuttle bus gratis yang akan mengantar jemput para pengunjung dari dan ke halte BRT terdekat.
Saat ini, shelter di pintu masuk sudah dibangun dan siap pakai, berfungsi hingga malam, menyesuaikan penyelenggaraan Pasar Semarangan Tinjomoyo, yakni dari pukul 15.00-21.00 WIB.
Dulu, Tinjomoyo dikenal sebagai kebun binatang. Lalu setelah Pemerintah Kota Semarang memindahkan kebun binatang ke Mangkang, lahan seluas 57,5 hektar bekas kebun binatang tersebut sempat terbengkalai. Namun, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memutuskan menghidupkannya kembali dengan membangun jembatan yang terputus. Lahan kosong yang sempat terlantar diubah menjadi hutan kota yang menjadi tempat rekreasi keluarga.
Yang terbaru, Hendrar akan menjadikan kawasan itu sebagai area pasar digital yang dinamai Pasar Semarangan Tinjomoyo.
“Konsepnya nanti, di sini akan menjadi pasar digital terbuka, yaitu sebuah pasar tradisional yang Instagramble di alam terbuka, dengan sistem pembayaran cashless (non-tunai),” katanya saat meninjau pembangunan Hutan Kota Tinjomoyo.
Pasar digital disebutnya merupakan salah satu perwujudan konsep Semarang sebagai smart and sustainable city.