Setelah sebelumnya bersitegang dengan Indonesia memperebutkan klaim atas Laut Natuna/Laut China Selatan, China kembali menjadi sorotan dunia setelah kembali bermasalah dengan India. Belakangan ini, hubungan kedua negara memang kian memanas. Puncaknya adalah bentrokan antara tentara India dan China di perbatasan Himalaya yang menewaskan tidak kurang dari puluhan nyawa melayang dari kedua belah pihak.
India dan China memiliki pendapat yang berbeda terkait pemicu bentrokan tersebut. India mengatakan bahwa bentrokan merupakan ulah China sebagai upaya untuk mengubah status quo secara sepihak di perbatasan. Sedangkan menurut China, bentrokan terjadi karena tentara India masuk ke kawasannya secara ilegal dan dengan sengaja memprovokasi serangan.
Tidak diketahui secara pasti siapa yang benar, namun fakta yang terjadi di lapangan bahwa bentrokan tidak menggunakan senjata api. Para prajurit dari kedua negara saling pukul dan melempar batu. Tentara China disebut menyerang tentara India dengan tongkat dan pentungan yang bertabur paku. India dan China saling menyalahkan atas kejadian tersebut. 20 orang tentara India tewas, sementara China mengaku menderita 43 korban.
Hubungan antara India dan China memang sering bermasalah, bahkan sejak tahun 1962. Perselisihan terjadi berkenaan dengan garis batas kedua negara di wilayah Lembah Galwan yang berada tidak jauh dari Himalaya. Sebenarnya daerah perbatasan tersebut sudah dibatasi oleh Garis Kontrol Aktual (Line of Actual Control/LAC). Namun, antara India atau China tidak ada yang mengakuinya. Ketegangan keduanya ditakutkan akan mempengaruhi komoditasw dan memicu terjadinya Perang Dunia Ketiga.
Kekhawatiran tersebut dirasa tidak berlebihan, ketegangan bahkan sudah memicu peningkatan jumlah pasukan dan senjata oleh kedua negara di perbatasan. China disebut telah mengirimkan pesawat pembom J-16 sedangkan India sudah menyiagakan pesawat tempur Sukhoi MSu-30MKI. Dan jangan lupa, baik India atau China memiliki sejata nuklir sejak 1975. Beberapa pihak juga mendesak India untuk bergabung dengan Jepang dan Amerika Serikat melawan dominasi China.
Lembah Galwan di Ladakh adalah kawasan dataran tertinggi di India (3.000 mdpl) yang beriklim keras, meskipun diklaim sebagai wilayah India namun berada di bawah kendali China. Tak jauh dari barisan Pegunungan Himalaya, tempat ini merupakan gurun dingin yang puncaknya tertutup salju dengan lembah-lembah kering. Saat musim dingin, suhu di di kawasan ini dapat mencapai -20 derajat Celcius. Diperkirakan prajurit yang meninggal saat bentrokan karena tidak mampu bertahan dalam suhu dingin selama satu malam.
India VS China, kira-kira siapa yang memiliki kekuatan militer lebih besar? Diketahui selain nuklir, kedua negara ini memiliki kelengkapan militer lain. China memiliki 2.183.000 personel militer aktif dan 510.000 cadangan. Sedangkan India hanya 1.444.000 personel militer dan 2.100.000 cadangan. China unggul dalam jumlah pesawat tempur (1.232), pesawat pengebom (371), helikopter tempur (281), kapal induk (2), kapal selam (74), dan rocket launcher (2.650). Sedangkan India unggul di tank (4.292) dan artileri (4.060).
Dilihat sekilas dari kelengkapan militer ini, jelas China akan memenangkan pertempuran jika misalnya kedua negara ini akan berperang. Namun jalan cerita akan berbeda jika India bekerjasama dan menyatukan kekuatan militer dengan Jepang dan Amerika Serikat yang dikenal lama tidak menyukai dominasi China. China juga menjadi salah satu negara yang paling dibenci karena sering bermasalah dengan negara lain. Indonesia dan Filipina adalah tiga negara yang pernah bersitegang langsung.
