India semakin mempertegas statusnya sebagai negara paling berbahaya untuk para solo traveler setelah keputusan kontroversial diterbitkan oleh Pengadilan Tinggi Bombay pada Selasa (19/1/2021). Melalui keputusannya, hakim menetapkan bahwa perbuatan meraba tubuh seseorang tanpa ada persetujuan di luar pakaian bukan termasuk tindakan pelecehan seksual.
Dalam salinan keputusan tersebut dijelaskan agar dapat masuk kategori pelecehan seksual harus ada “kontak kulit dengan maksud seksual”. Tak sedikit yang kecewa terhadap keputusan tersebut, termasuk warga India. Komisi Nasional Perempuan di India bahkan berencana mengajukan gugatan karena berpoetensi memberikan efek berjenjang pada berbagai ketentuan terkait keamanan dan keselamatan wanita.
Kekerasan seksual di India menjadi permasalahan pelik yang tak kunjung memiliki penyelesaian. Kepolisisan India mencatat, pada 2017 sebanyak 33.658 kasus pemerkosaan terjadi. Para ahli menyebut, setidaknya tiap 16 menit sekali seorang perempuan diperkosa. Banyak aktivis HAM di dunia bahkan menjuluki India sebagai negara paling berbahaya untuk wanita.
Dilansir dari DW.com, Anuja Kapur seorang psikolog kriminal di New Delhi mengungkapkan bahwa pemerkosaan adalah pelanggaran tidak dikenakan hukum pidana di India. Terdakwa seringkali dilindungi oleh polisi, politisi, dan pengacara.Aspek sosial juga menjadi faktor pendukung kenapa angka kekerasan seksual di India tinggi. Wanita dianggap warga negara kelas dua.
Masyarakat India masih sangat patriarki, anak-anak menginternalisasi nilai ini di usia belia. Pendapat seorang anak perempuan tidak dianggap penting dibandingkan anak laki-laki. Anak perempuan diajarkan untuk tunduk dan belajar menurut dari awal. Data Biro Catatan Kejahatan Nasional pada 2017 mencatat 93% kasus pemerkosaan di Indoa dilakukan oleh orang terdekat.
Karena budaya dan norma-norma patriarki inilah, laki-laki menjadi tidak sensitif terhadap kesetaraan gender. Menurut mereka, perempuan dengan pakaian kebarat-baratan dianggap tidak bermoral, dan dapat dilecehkan jika mereka menginginkannya. Pemerintah India diminta tegas, memberi hukuman kepada pelaku tindak kejahatan seksual dengan seadil-adilnya.
Tidak hanya perempuan, India juga dianggap sebagai negara berbahaya untuk traveler laki-laki. Terlepas dari perosalan kejahatan seksual, India masih memiliki banyak persoalan lainnya. Angga Dwi Putra pada bulan Februari 2018 lalu membagikan pengalamannya berlibur seorang diri ke India di Facebook. Angga menyarankan untuk selalu waspada di India.
Hal ini tak mengherankan karena India adalah surganya penipu. Angga mengaku ditipu sebanyak lima kali. Disarankan untuk tak mempercayai siapapun, dan jangan pernah mengatakan bahwa ini kali pertama anda datang ke India. Jangan lupa siapkan uang kecil karena warga di sana sering memaksa minta uang atas bantuan sepele, seperti bertanya jalan.
Bawa obat sakit perut, karena sebagian besar makanan di India tak bersih dan higenis. Waspada ranjau, masyarakat India memiliki kebiasaan jorok buang air besar dan kecil sembarangan, terutama di pantai, rel kereta, tepi rumah, dan sekitar lapangan. Terakhir bawa penutup telinga. Polusi suara berupa klakson di India sangat parah hingga dapat merusak pendengaran.