Ini Kata Sereal dan Diskopantera tentang Sensasi Manggung di Tengah Hutan Wisata

Hutan Wisata Tinjomoyo, Semarang menjadi tuan rumah dalam Festivaland 2018. Keseruan tampil di tengah hutan ini disampaikan oleh musisi-musisi berikut ini.

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Hutan Wisata Tinjomoyo di Semarang, Jawa Tengah kedapatan menjadi tuan rumah acara musik dan budaya, Festivaland 2018. Gelaran yang dihelat sejak 14 hingga 16 September 2018 ini meninggalkan banyak kesan mendalam, terkhusus bagi para penampil.

Baca Juga: Terbaru, Ada Warna Warni Dancing Fountain di Taman Tugu Muda Semarang

Ditemui oleh Tim Phinemo pada hari terakhir Festivaland 2018, Minggu (16/9/2018) malam, Sereal (Serempet Gudal) mengaku bahwa tampil di tengah hutan wisata menjadi yang perdana bagi mereka dan jadi salah satu pengalaman yang mengasyikkan.

Phinemo saat bertemu dengan Serempet Gudal pada Minggu (16/9/2018) malam (Foto/Echi Phinemo)

”Manggung di tempat wisata sering, cuma Tinjomoyo ini ya baru pertama kali. Memang beda sih kalau di alam, di outdoor, euforia penontonnya lebih dapet, lebih asyik dan seru,” ujar Dimas Xella, vokalis band Sereal kepada Phinemo pada Minggu (16/9/2018).

Sereal atau Serempet Gudal adalah band orkes asli Semarang yang mengedepankan kultur semarang-an dalam tiap-tiap lirik dan lagu yang mereka ciptakan.

”Dalam membuat karya, kami memang terpengaruh dengan alam, khususnya dalam culture. Lagu-lagu Sereal 80% dipengaruhi oleh kultur keseharian kami, ketika nongkrong di kampus, di teater, dan unsur-unsur local pride lain yang Semarang miliki” ungkap Xella menambahkan.

Sereal juga menuturkan bahwa Bandungan menjaid tempat wisata yang paling berkesan yang pernah Sereal rasakan saat manggung, ”karena suhunya dingin dan beda dari biasanya,” terang Xella. Ia juga menambahkan bahwa potensi wisata di Bandungan, Semarang, khususnya di Candi Gedong Songo sebenarnya bisa dijadikan untuk lokasi festival musik.

”Candi Gedong Songo menurut kami juga potensial sebagai tempat wisata Semarang yang apik untuk dijadikan lokasi festival musik. Jadi kalau selama ini ada Prambanan Jazz Festival, semestinya Candi Gedong Songo, dan semarang juga bisa,” ungkap Xella mengakhiri.

Hutan wisata bagi Diskopantera

Phinemo saat bertemu dengan Diskopantera pada Minggu (16/9/2018) malam (Foto/Echi Phinemo)

Senada dengan Sereal, Diskopantera, salah satu penampil di event Festivaland 2018 juga mengungkapkan bahwa sensasi manggung di hutan wisata dan tempat outdoor lainnya lebih mengasyikkan.

”Memang enak kalau tampil di outdoor, lebih berasa vibe-nya, crowd-nya lebih rame. Tapi kalau dari sisi teknis, sound dan segala macem, memang lebih enak indoor sih,” terang Dj Anto, penggawang Diskopantera.

Anto juga menuturkan bahwa selain Hutan Wisata Tinjomoyo, ada satu lagi hutan wisata berkesan yang pernah Diskopantera jelajahi untuk manggung, yakni di Pine Hill Cibodas.

Anto yang juga backpacker dan gemar travelling mengaku telah mengantongi destinasi Raja Ampat dalam bucket list, ”rencana awal tahun ini, pengen family outing se-manajemen. Jadi liburan yang benar-benar liburan, nggak sambil kerja dan lain-lain.”

”Diskopantera ini kan sebenernya udah tampil dari Sumatra sampai Papua, cuma belum sempat nih ke Raja Ampat. Pernah tampil di Sorong, tapi belum kesampaian buat nyeberang ke sana (Raja Ampat-red),” tutur Anto kepada Phinemo pada Minggu (16/9/2018) malam.

Baca Juga: Menilik Desa Wisata Edukasi Ramah Burung di Semarang, Jawa Tengah

Pihaknya juga menambahkan bahwa Diskopantera berencana liburan ke destinasi-destinasi dalam negeri, ”yang di Indonesia aja lah, ngapain ke luar negeri, di sini juga ngga habis, dari ujung ke ujung,” terang Anto mantap.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU