Menilik Desa Wisata Edukasi Ramah Burung di Semarang, Jawa Tengah

Desa wisata edukasi ini menghadirkan penangkaran burung langka seperti Kacer, Love Bird, Kakatua, Murai, Jalak Kepala Merah dan Jalak Kepala Hitam Hitam.

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Desa wisata edukasi di Kelurahan Nongkosawit, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah ini merupakan salah satu potensi wisata yang unik. Pasalnya, di sini Anda dapat menemui burung-burung langka dari berbagai spesies.

Penangkaran burung langka di kawasan ini dinilai baik karena iklim pepohonan yang rindang dan suasana yang sejuk. Letak desa wisata edukasi ini berada di perbukitan Kota Semarang di bagian selatan. Kawasan ini berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan jaraknya sekitar 16 kilometer dari pusat Kota Semarang.

penangkaran burung langka (Foto/metrojateng)

Baca Juga: Asian Games 2018, Momentum Emas Menjadikan Pempek Mendunia

Nongkosawit sebagai tempat penangkaran rupanya sudah sering dikunjungi oleh sekolah-sekolah yang sedang study tour. Mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menegah atas, semuanya sudah pernah menjajaki desa wisata edukasi ini.

Telah ada sejak 2012

Penangkaran burung langka ini telah berdiri sejak tahun 2016 silam. Jenis-jenis burung yang ditangkar diantaranya adalah Kacer, Love Bird, Kakatua, Murai, Jalak Kepala Merah dan Jalak Kepala Hitam Hitam.

Uniknya, menjelang burung-burung langka tersebut bertelur, pihak pengelola akan menutup penangkaran untuk sementara waktu lantaran ditakutkan akan menganggu perkembangbiakan burung-burung tersebut.

penangkaran burung langka (Foto/metrosemarang)

Meski penangkaran burung langka baru ada sejak 2016, namun Desa Wisata Nongkowasit telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Semarang sejak tahun 2012.

Meski bernama desa, tapi secara administratif, Nongkosawit merupakan kelurahan, karena berada di bawah administrasi perkotaan.

Di desa tersebut terdapat burung-burung liar dan warga mampu mejaga kelestarian ekosistem sekitar wilayah mereka dengan cara tidak menembaki atau menangkap burung.

Baca Juga: Sejarah Pempek Palembang, Menelusuri Muasal Sang Kuliner Legendaris

Nongkosawit rupanya juga sudah ditetapkan sebagai desa ramah burung, sehingga warga setempat maupun warga lain dilarang untuk menangkap atau menembak burung-burung. Ada sanksi bagi warga yang melanggar aturan.

Desa wisata edukasi ini berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam. Tidak hanya pengembangan penangkaran, namun juga pengembangan wisata alam yang lebih mengedukasi masyarakat luas terkait kelestarian alam.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU