Fenomena alam langka berturut-turut akan terjadi pada tanggal 31 Januari 2018, yaitu supermoon, bulan biru, dan gerhana bulan. Terjadinya fenomena langit tersebut secara berturut-turut termasuk jarang terjadi, terakhir terjadi 150 tahun yang lalu.
Supermoon merupakan fenomena langit ketika bulan purnama berada pada titik orbitnya yang terdekat ke Bumi, sehingga tampak lebih terang dan 14 persen lebih besar dibanding ketika bulan berada pada titik terjauh dalam orbitnya.
Selain itu, bulan purnama terakhir di Bulan Januari disebut sebagai bulan biru karena merupakan bulan purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan.
Berdasarkan analisis Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), fenomena ini bisa disaksikan dari Indonesia.
Puncak fenomena supermoon terjadi pada 31 Januari 2018 pukul 20:26 WIB. Untuk masyarakat di wilayah Indonesia Tengah, bisa menyaksikan supermoon pukul 21.26 WITA. Sementara masyarakat di kawasan Indonesia Timur dapat menyaksikannya pukul 22.26 WIT.
Namun, waktu terbaik untuk melihat supermoon adalah saat bulan baru saja muncul dari garis horison. Pada 31 Januari, momen tersebut di Indonesia diperkirakan terjadi pada 18.08 WIB, sementara di wilayah Indonesia Tengah pada pukul 18.36 WITA, dan di Indonesia bagian timur pukul 17.42 WIT.
Saat supermoon terjadi, bulan mengalami peristiwa gerhana bulan total yang dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia selama 76 menit. Pada saat itu, bulan akan mengalami perubahan warna menjadi merah.
Selain di Indonesia, fenomena itu juga dapat disaksikan dari Amerika Utara bagian barat melintasi Pasifik ke arah Asia Timur.
Badan Meteorologi, Klimatogi, dan Geofisika melalui laman www.bmkg.go.id menghimbau masyarakat yang tinggal di pesisir pantai untuk selalu waspada selama peristiwa Supermoon karena peningkatan pasang air laut maksimum yang terjadi dapat mengakibatkan banjir akibat genangan air laut atau rob. Kondisi ini diperkirakan akan terjadi antara tanggal 29 Januari hingga 2 Februari 2018.