Korea Utara terkenal sebagai negara yang kotroversial. Negara ini disebut-sebut sebagai negara paling misterius di dunia karena sangat tertutup pada negara manapun. Mereka tegas bukan hanya pada rakyatnya yang melanggar aturan tapi juga turis yang datang. Meskipun hanya memotret tapi kegiatan itu cukup dilarang di Korea Utara. Alhasil, kini Korea Utara pun enggan didatangi wisatawan. Tapi bukan untuk Gatot Wiloktito, orang Indonesia yang pernah tinggal 50 tahun di Korea Utara.
Keberadaan Gatot Wilotikto berawal di masa pemerintahan Soekarno. Pada masa itu ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di Korut. Tepatnya pada tahun 1960. Waktu itu ia mengurus banyak hal melalui China untuk bisa memasuki Korea Utara karena hubungan diplomatik Indonesia-Korut baru terjalin pada tahun 1961.
Namun tak lama kemudian ada pemberontakan besar-besaran di Indonesia (G30S PKI). Setahun kemudian, berita itu masuk ke Korea Utara. Sebagai antisipasi, merekapun langsung melakukan penelitian khusus terhadap Gatot. Jika dianggap memiliki hubungan dengan PKI mereka akan dibuang dan dipenjarakan. Ia pun lalu mangkir, di sinilah awal mula penderitaan Gatot.
Singkat cerita, tahun 1966 akhirnya pemerintah Republik Indonesia resmi mencabut paspor Gatot sehingga membuatnya resmi tak memiliki warga negara. Untungnya Korut masih memiliki undang-undang perlindungan untuknya. Hingga akhirnya ia menikah dengan seorang gadis Korea Utara dan memiliki 3 anak.
Sebelumnya ia sempat bimbang untuk pulang ke Indonesia atau tetap di Korut karena status kewarganegaraannya. Tapi akhirnya ia memutuskan untuk tetap di Korut lalu mencari pekerjaan karena situasi Indonesia sedang tidak normal. Untungnya ia sosok yang berpendidikan sehingga ia mendapatkan pekerjaan yang cukup baik, bahkan gajinya pun cukup besar dan dapat digolongkan sebagai orang mampu di Korut.
Meskipun sudah memiliki anak dan istri dan tinggal lama di Korut namun Gatot nyatanya masih mengingat masa lalunya di Indonesia. Jiwanya masih menginginkan Indonesia. Hingga akhirnya pada tahun 1988 ia mendapatkan kembali paspornya. Ia pun mencari cara agar bisa tinggal di Indonesia bersama anak dan istrinya. Hingga pada tahun 2011 ia berhasil kembali ke Indonesia.
“Bayangkan, sejak 1966 saya tak bicara bahasa Indonesia sepatah kata pun hingga 1989,” ujar Gatot dikutip dari Tirto.