7 Festival Kebudayaan Unik yang Ada di Indonesia

Adanya beragam Festival Kebudayaan di Indonesia yang unik, tidak lain karena keragaman suku dan budaya yang dimiliki Indonesia.

SHARE :

Ditulis Oleh: Ahmad Nursani

Bicara tentang budaya di Indonesia itu memang tak akan ada habisnya. Indonesia memiliki banyak suku dimana masing-masing suku mempunyai kebudayaanya sendiri. Dengan banyaknya kebudayaan yang dimilikinya, Indonesia memiliki beragam Festival kebudayaan yang mempunyai keunikannya tersendiri. Berikut beberapa festival kebudayaan di Indonesia.

Reog Ponorogo. Sumber

Bulan Oktober ini juga ada beberapa Negara yang menggelar festival unik, klik disini

Festival Erau Kertanegara

Festival Erau Kertanegara. Sumber foto

Erau adalah sebuah tradisi yang dilaksanakan setiap tahun di kota Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Erau berasal dari bahasa Kutai, yaitu Eroh yang artinya ramai, riuh, ribut, suasana yang penuh sukacita.

Pada jaman dahulu, Erau ini diselenggarakan oleh kerabat istana saat kejayaan masa kerajaan Kutai. Tetapi karena masa kerajaan Kutai telah berakhir, maka sekarang festival Erau ini diambil alih oleh pemerintah sebagai peringatan hari jadi kota Tenggarong. Jika datang ke festival ini, kamu bakal melihat banyak sekali sajian yang akan ditampilkan, seperti penyalaan kembang api raksasa misalnya.

Festival Lembah Baliem

Festival Lembah Baliem, Tradisi “Perang” Suku Dani, Lani, dan Yali. Sumber foto

Festival lembah Baliem ini awalnya digelar tahun 1989. Dahulu Festival Lembah Baliem merupakan acara perang antarsuku Dani, Lani, dan Suku Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Festival ini menjadi ajang adu kekuatan antarsuku dan telah berlangsung turun temurun. Yang menarik pada Festival Lembah Baliem ini adalah adanya scenario pemicu perang yang mengawalinya.

Tradisi Pasola

Pasola, Tradisi “Perang” di Sumba. Sumber foto

Tradisi Pasola ini pada dasarnya adalah permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu sambil menunggang kuda. Pasola merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang Sumba yang masih menganut agama Marapu (agama lokal masyarakat Sumba). Permainan Pasola diadakan pada empat kampung di kabupaten Sumba Barat, yaitu Kodi, Lamboya, Wonokaka, dan Gaura. Pelaksanaan Pasola di ke empat kampung ini dilakukan secara bergiliran, antara bulan Februari hingga Maret setiap tahunnya.

Negara-negara ini punya festival terbesar di Dunia. klik disini

Festival Lompat Batu

Fahombo, ritual kedewasaan untuk pemuda Nias. Sumber foto

Fahombo, Hombo Batu atau Lompat Batu adalah olahraga tradisioanl Suku Nias. Jadi ini adalah Olahraga di Suku Nias, sekaligus sebagai ritual pemuda Nias mendapatkan status kedewasaan. Dengan mengenakan busana pejuang Nias, menandakan bahwa mereka siap bertempur dan memikul tanggung jawab sebagai lelaki dewasa. Festival ini mengharuskan pemuda yang berpartisipasi di dalamnya, harus melompati susunan Bangunan Batu setinggi dua meter.

Festival Karapan Sapi

satu joki harus mengendalikan sepasang sapi sampai garis finish. Sumber foto

Karapam Sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan Pacuan Sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini sepasang sapi akan menarik kereta kayu tempat joki berdiri mengendalikan sapi. Sapi-sapi ini akan saling berlomba dalam trek pacuan sepanjang 100 meter.

Beberapa kota di Pulau Madura biasanya menyelenggarakan Karapan Sapi ini pada bulan Agustus dan September setiap tahunnya. Pertandingan final biasanya diadakan pada akhir bulan September, bertempat di bekas kota Residenan Pemekasan, memperebutkan Piala Bergilir Presiden.

Festival Danau Toba

Ratusan penari ramaikan Festival Danau Toba. Sumber foto

Festival Danau Toba sebenernya merupakan pengganti Pesta Danau Toba yang kurang begitu terkenal. Festival Danau Toba ini terselenggara atas gagasan ‘Kemenparekraf’ yang berkolaborasi dengan Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Utara untuk menghadirkan festival yang mampu menjadi daya tarik wisata. Danau Toba kini berusaha mengangkat budaya lokal yang dikemas dengan lebih profesional. Yang menjadi daya tarik dari festival ini adalah Karnaval Sigale-gale, yaitu pertunjukan boneka kayu khas Batak Toba.

Grebek Maulud Yogyakarta

Iring-iringan gunungan Grebeg Maulud. Sumber foto

Grebeg Maulud diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh tepat pada tanggal 12 Rabiul Awal. Di Festival ini, Wovger akan melihat gunungan yang diarak di tengah-tengah masyarakat. Gunungan tersebut berisi berbagai macam sayuran dan hasil bumi lainnya. Hal ini dimaksudkan sebagai satu perlambang kemakmuran dan kekayaan tanah mataram.

Sebelum perayaan Grebeg Maulud, biasanya didahului dengan adanya Sekaten, yaitu pasar rakyat di alun-alun utara Yogyakarta. Selain Grebeg Maulud, ada juga Grebeg Syawal, dan Grebeg Besar. Yang membedakan hanyalah waktu perlaksanaannya ajah. Kalau Grebeg Syawal dilakukan setelah bulan Ramadhan, dan Grebeg Besar dilakukan setelah idul adha.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU