Halo pendaki, ada kabar gembira dari dunia pendakian Indonesia, nih! Tim WISSEMU (The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition MAHITALA UNPAR) akhirnya berhasil mengibarkan bendera Indonesia di puncak Vinson Massif, Antartika.
Keberhasilan Dimitri Inkiriwing dan Mathilda Dwi Lestari ini mampu menorehkan sejarah di dunia pendakian Indonesia. Untuk pertama kalinya pendaki wanita Indonesia memijakan kaki di Puncak Vinson.
Vinson Massif adalah puncak kelima bagi tim WISSEMU dalam rangkaian misi Seven Summit. Menggapai Puncak Vinson tentu bukan hal yang mudah. Tim WISSEMU harus melakukan perjalanan panjang dari Low Camp (2.800 mdpl) menuju High Camp (3.770 mdpl) dengan suhu minus 30 derajat Celsius sebelum akhirnya mereka berhasil membunyikan angklung di atas puncak setinggi 4.982 mdpl ini.
Di balik kesuksesan Dimitri dan Mathilda, ternyata Gunung Vinson Massif punya fakta yang cukup menarik.
Carl Vinson merupakan anggota kongres di Amerika Serikat yang berasal dari Georgia yang telah bekerja untuk Amerika Serikat dari tahun 1935 – 1961. Vinson pun pernah menjabat sebagai ketua Komite Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Suatu saat, dia mendapat hadiah dana pemerintah AS untuk melakukan eksplorasi di Antartika.
Selama bertahun-tahun gunung paling dingin di antara 7 summit itu tidak punya nama, barulah pada tahun 2006, nama Vinson disarankan kepada Komite Survei Geologi Amerika Serikat sebagai nama gunung di Antartika tersebut.
Mengutip dari livescience.com, suhu udara di Gunung Vinson mencapai minus 30 derajat. Sedangkan waktu terbaik mendaki gunung ini adalah pada bulan Desember hingga Februari, ketika suhu berada pada posisi minus 20 derajat celsius. Saat itu lah matahari terus bersinar 24 jam, sehingga cukup ‘hangat’.
Karena lokasi yang jauh, pendaki harus mengeluarkan biaya yang besar. Paling nggak, pendaki membutuhkan uang sekitar 30.000 USD atau bahkan lebih.
Umumnya, pendaki butuh waktu 10 hari untuk mencapai Puncak Vinson melalui Branscomb Glacier yang dikenal sebagai ‘Normal Route’. Ada yang beranggapan, tantangan utama mendaki Gunung Vinson bukanlah sulitnya menapaki tebing-tebing batu es, namun suhu udara yang sangat dingin dan persediaan logistik yang harus dibawa dari dan ke Antartika.
***
Prestasi yang membanggakan dari ‘srikandi’ Indonesia. Selamat buat Mathilda dan Dimitri! Semoga semakin banyak pendaki Indonesia yang terinspirasi dan mengikuti jejak kalian.
