Ketidakstabilan politik Indonesia sepanjang tahun 2019 turut berimbas pada bisnis properti PT. Kota Satu Properti Tbk. Namun demikian, pihak perusahaan tetap optimis dalam dua hingga tiga tahun mendatang dapat mendulang untung maksimal.
“Kondisi PT. Kota Satu Properti Tbk. sepanjang tahun 2019 ini memang belum terlalu bagus, karena beberapa hal,” ujar Johan Prasetyo Santoso selaku Direktur Utama PT. Kota Satu Properti Tbk. saat gelaran Public Expose di AllStay Hotel Semarang, Jumat (29/11).
Memanasnya suhu politik dalam negeri pada tahun 2019 serta adanya perang dagang antara Amerika dan China berdampak signifikan pada kondisi perekonomian nasional, tak terkecuali pada bisnis properti.
Johan menuturkan kondisi perusahaan akan jauh lebih baik pada tahun 2020 mendatang, mengingat tingginya antusiasme pelaku pasar di Indonesia setelah terpilihnya pemimpin dan kabinet baru. Berbagai kebijakan pemerintah seperti turunnya suku bunga acuan BI, relaksasi LTV (Loan to Value), dan gencarnya pembangungan infrastruktur dipercaya akan mendorong pertumbuhan bisnis sektor properti.
Dibandingkan Divisi Residensial, Divisi Perhotelan PT. Kota Satu Properti Tbk mendulang laba lebih besar dengan angka yang jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Meskipun demikian, perusahaan akan tetap fokus kepada kedua divisi tanpa membedakan.
“Kami akan tetap fokus ke kedua divisi, baik itu Residensial maupun Perhotelan. Dengan adanya dorongan dari pemerintah untuk mengembangkan pariwisata, kami juga mempersiapkan diri lebih baik dengan pengembangan sistem dan sumber daya manusia,” ujar Johan.
Menyongsong tahun 2020, Divisi Perhotelan PT. Kota Satu Properti Tbk. telah mempersiapkan sistem manajemen yang handal dan efisien untuk menggarap kebutuhan pasar di sektor akomodasi kamar seiring fokus dan keseriusan pemerintah di bidang pariwisata. Kerjasama dengan pemilik properti dan investor juga tengah dipersiapkan untuk meraih porsi market share dan pertumbuhan yang lebih tinggi.