Dinas Pariwisata NTT Ingin Warga Bangun Lebih Banyak Penginapan

Dinas Pariwisata NTT  mendorong desa-desa wisata di provinsi itu untuk membangun lebih banyak penginapan demi menunjang kenyamanan wisatawan.

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Dinas Pariwisata NTT  mendorong desa-desa wisata di provinsi itu untuk membangun lebih banyak penginapan demi menunjang kenyamanan wisatawan.

Dinas Pariwisata NTT ingin desa-desa wisata yang ada menyediakan penginapan bagi wisatawan. (Foto/wikipedia).

Baca juga: Hasil Rakornaspar 2018, 100 destinasi digital akan dibangun.

“Kalau semua desa wisata kita di NTT memiliki penginapan yang ditata dengan baik dan nyaman, maka wisatawan akan betah ketika berkunjung di sini. Untuk itu, saya mendorong agar semua memilikinya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu, dilansir dari Antara pada Senin (26/3).

Tercatat tak kurang dari 150 desa wisata yang menyebar di 22 kabupaten dan kota di Pulau Timor, Flores, Sumba, Alor, Sabu Raijua, dan Rote Ndao.

Ratusan desa wisata tersebut sudah didukung dengan beragam potensi wisata yang menarik, mulai dari pemandangan alam sampai seni budayanya, misal seperti Desa Lede Unu dengan obyek wisata perkampungan adat dan Desa Kujiratu dengan obyek wisata situs Kujiratu di Kabupaten Sabu Raijua.

Selain itu ada desa wisata perkampungan tradisional Bena di Kabupaten Ngada, Pulau Flores dan Desa wisata perkampungan tradisional Boti di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor.

“Kami kaya akan desa-desa wisata yang menyebar di setiap kabupaten dan kota. Hanya saja perlu diperkuat lagi infrastruktur, seperti penginapan dan saran serta prasarana lainnya,” ujar Marius.

Menurut Marius, penginapan yang dibangun tak perlu mewah, namun layak ditempati dengan tetap mempertahankan keaslian dan nilai-nilai budayanya.

“Tidak perlu penginapan berkelas, tetap bangunan rumah tradisional yang ada tapi ditatah secara rapi, kebersihannya dijaga, sediakan toilet, dan tempat tidur yang nyaman,” kata Marius.

Marius menambahkan, dinasnya hanya memiliki anggaran yang terbatas untuk mendukung pengembangan desa-desa wisata sehingga ia mendorong pengelola di setiap desa wisata memanfaatkan anggaran dana desanya.

“Tahun ini kami hanya mengelola dana sekitar Rp15 miliar untuk semua kegiatan, sehingga masih sangat kecil kalau kita mau mengembangkan ratusan desa wisata di NTT,” ujar Marius.

Baca juga: Kekinian, jualan paket wisata menggunakan teknologi VR.

Pemerintah provinsi, lanjut Marius, dalam APBD tahun 2014 lalu mengalokasikan dana hibah sebesar Rp2,5 miliar untuk mendukung program desa wisata di provinsi berbasiskan kepulauan ini.

Dana tersebut disalurkan untuk 50 desa wisata, masing-masing desa akan mendapat alokasi dana sebesar Rp50 juta.

“Jumlah desa wisata terus bertambah. Sebaiknya pemerintah desa memanfaatkan alokasi anggaran dana desa dari kabupaten maupun pusat yang nilainya mencapai miliaran rupiah untuk setiap desa,” pungkas Marius.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU