Ada Sejak Zaman Romawi, Inilah Cikal Bakal Sejarah Bikini di Pantai

Lebih dari sekadar pakaian, bikini di pantai lahir dari kesadaran akan tubuh dan hak kebebasan dalam mengekspresikan serta mencintai diri sendiri.

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Bikini di pantai kini telah menjelma hal lumrah yang biasa kita lihat dan barangkali kita kenakan saat menikmati liburan di pantai. Namun tahukah Anda bagaimana sejarah lahirnya pakaian bikini itu sendiri?

Sejarah bikini di pantai

Film Alfred Hitchcock To Catch a Thief memperlihatkan pakaian renang yang modis di Pantai Riviera Prancis pada tahun 1955 (Dok/Paramount Pictures)

Baca Juga: Mengenal Muasal Paris van Java di Hari Jadi Kota Bandung ke-208

Tujuh belas abad lalu, sebuah bangunan Villa Romana del Casale memiliki koleksi mosaik Romawi yang kemudian oleh arkeolog Gino Vinicio Gentili ditemukan sejumlah mosaik bergambar perempuan pada lantainya.

Yang menarik dari temuan itu: para perempuan tersebut mengenakan pakaian yang kini kita kenal dengan nama bikini. Pada masa bangunan itu didirikan, “bikini” ialah pakaian olahraga yang lazim dikenakan para atlet.

Menurut Beth Duncuff Charleston dari The Metropolitan Museum of Art, pada dasarnya bikini ialah pakaian renang dua potong (two-pieces) yang terdiri dari atasan berupa bra dan bawahan berupa kancut yang dikenakan di bawah pusar.

Meski pakaian itu punya asal-usul yang dapat dilacak hingga zaman Roma dan Yunani Kuno, istilah yang kini umum mewakilinya, bikini, baru muncul pada 1946, lewat insinyur mobil sekaligus pebisnis pakaian dalam asal Perancis yang bernama Louis Reard. Model pertamanya ialah penari telanjang bernama Michele Bernardini.

Dahulu ditentang oleh kaum spiritual

Pameran pakaian renang dan pantai di Museum Fashion dan Tektil London (Dok/Fashion Textile Museum)

Meski sempat ditentang dan bahkan dianggap cabul oleh media dan khalayak, Vatikan bahkan menempelkan label dosa padanya, popularitas bikini kembali menanjak pada tahun 1953an.

Popularitas bikini akhirnya tak terbendung saat tanggul “moralitas palsu” yang menahannya dijebol oleh aktris Briggite Bardot pada 1953. Ia dipotret dalam keadaan memakai bikini di pantai pada festival film Cannes. Kemudian Rita Hayworth dan Ava Gardner menyusul.

Pada awal 1960an, sampul Playboy mulai menampilkan model yang mengenakan bikini. Artinya, pakaian itu telah jadi bagian dari gagasan umum tentang keindahan tubuh perempuan.

Bikini dan upaya mencintai diri sendiri

ilustrasi bikini dan upaya mencintai diri sendiri (Instagram/Tolulope)

Belakangan ini, jenis pakaian renang yang menutupi hampir seluruh tubuh sedang banyak dibicarakan khalayak. Pakaian itu lazim disebut burkini, portmanteau yang terdiri atas burka dan bikini—sekalipun tak terdiri dari dua potong pakaian dan tak menampilkan pusar sebagaimana bikini pada umumnya.

Aheda Zanetti, pemilik toko pakaian renang di Sydney yang mula-mula menggunakan istilah itu untuk barang dagangannya menyampaikan kepada BBC bahwa burkini mewakili kebebasan dan hidup yang sehat, bukan penindasan terhadap tubuh perempuan.

Baca Juga: Penanda Awal Era Baru, Inilah Sejarah Zebra Cross di Indonesia

Salah satu inspirasi Zanetti ialah pelarangan penggunaan hijab di sekolah-sekolah Perancis, yang menurutnya merupakan upaya membonsai pertumbuhan Islam.

“Saya perempuan Australia, saya sudah seumur hidup di sini,” ujarnya. “Saya tahu arti hijab, saya paham arti cadar. Saya mengerti makna Islam. Dan saya mengenal diri saya. Tak seorang laki-laki pun di dunia ini berhak mengatur apa yang boleh atau tidak boleh kami kenakan.”

Begitulah potret perjalanan panjang pakaian bikini. Lebih dari sekadar pakaian, bikini di pantai lahir dari kesadaran akan tubuh dan hak kebebasan dalam mengekspresikan serta mencintai diri sendiri.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU