Chiapas Mexico, Tanah Merdeka yang Berdiri Tanpa Negara

Meskipun pihak pemerintah Meksiko mengakui Chiapas sebagai bagian dari negaranya, rakyat Chiapas merasa mereka adalah komunal merdeka tanpa negara.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Kecuali Benua Antartika di Kutub Selatan, hampir setiap jengkal wilayah di bumi dikuasai oleh sebuah entitas negara yang berdaulat dengan sistem pemerintahan yang sah dan diakui. Namun pernahkah berpikir, adakah sebuah negara yang berdiri tanpa negara, tak memiliki sistem kenegaraan dan bukan persemakmuran ataupun wilayah teritori negara lain?

Ada, wilayah tersebut dikenal dengan Chiapas yang berada dekat dengan Meksiko di Amerika Tengah. Chiapas berdiri di kawasan pegunungan yang digunakan oleh Suku Maya bercocok tanam di masa lalu. Meskipun pihak pemerintah Meksiko mengakui Chiapas sebagai bagian dari negaranya, rakyat Chiapas merasa mereka adalah komunal merdeka tanpa negara.

Kehidupan Chiapas dilakukan tanpa menerapkan sistem kenegaraan dan tidak ada intervensi dari pemerintah negara manapun. Semua dilakukan secara demokratis langsung oleh rakyat tanpa adanya perwakilan seperti DPR di Indonesia. Masyarakat yang tinggal di Chiapas dikenal dengan Zapatista yang merupakan etnis Suku Maya, pribumi asli dari Meksiko.

Chiapas merupakan rumah bagi sejumlah reruntuhan kuno Suku Maya (touropia.com).

Sebagian besar Zapatista adalah etnis Suku Maya, namun ada juga kaum pendatang yang berasal dari luar Meksiko. Dahulu, Meksiko merupakan wilayah negara yang dijajah oleh Spanyol. Setelah kejadian revolusi Meksiko, akhirnya wilayah Meksiko merdeka dan menjadi sebuah negara. Namun Emiliano Zapata, pemuda dari Chiapas menolak kemerdekaan ini.

Menurut Zapata, kemerdekaan ini hanya sebagai pemindahan kekuasaan dari penindas lama ke penindas baru. Setelah Meksiko merdeka, kelompok separatis dari Chiapas terus melakukan pemberontakan untuk menolak kehadiran negara dengan segala bentuk otoritasnya yang bersifat hierarkis. Tercatat ada tiga babak pemberontakan, terakhir dipusatkan di Mexico City.

Pada babak terakhir ini juga dicetuskan dokumen perkara agraria yang menentang hukum agraria yang telah ditetapkan oleh pemerintah Meksiko. Isi dokumen perkara agraria tersebut menuntut agar tanah benar-benar dikembalikan pada rakyat tanpa dalih kepemilikan. Program dalam dokumen inilah yang lalu dilanjutkan masyarakat Zapatista di Chiapas.

Masyarakat Zapatista di Chiapas yang menuntut hidup bebas tanpa negara (internationalrelation.org).

Sebelum menjadi kelompok yang merdeka tanpa negara, di tahun 1979 lahir sebuah kelompok pergerakan Fuerzas de Liberacion Nacional (FLN) yang menjadi kelompok perlawanan marxis-urban dan antikekerasan. Urban dalam hal ini adalah kelompok non-pribumi Meksiko. FLN inilah yang nantinya akan menjadi masyarakat Zapatista di wilayah Chiapas.

Meskipun dikenal sebagai pemberontak dan separatis, para Zapatista ini sangat baik. Pada akhir 1980-an, mereka berhasil mebebaskan para budak dan benar-benar lepas dari perbudakan. Terdapat dua prinsip, yakni RMZ dan ARZ, RMZ merupakan hukum revolusi perempuan yang membangun gerakan bersenjata tanpa kekerasan. ARZ lebih fokus pada agraria.

Prinsip agraria yang mereka anut adalah menolak jual beli tanah, menolak pajak tanah, menolak penggunaan pestisida dan segala bahan kimia yang merusak tanah, menolak subsidi pemerintah, pelestarian bumi, dan layanan pendidikan, serta kesehatan universal. Mereka juga menolak konsumsi alkohol karena seringkali menjadi pemicu berbagai kekerasan.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU