Bagaimana Cara Tour Operator Menghadapi Open Trip yang Kian Menjamur? Ini Jawabannya

Dunia traveling makin menggeliat, efeknya makin menjamurnya open trip. Di sisi lain ada juga para tour operator yang masih setia menjalankan bisnisnya untuk membantu para pelancong yang ingin jalan-jalan tanpa ribet. Lalu, bagaimana cara tour operator menghadapi open trip yang kian menjamur ini?

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Bagaimana cara tour operator menghadapi open trip?

Tren traveling sedang merajai gaya hidup generasi zaman now. Sedikit waktu senggang yang dimiliki langsung dimanfaatkan untuk jalan-jalan. Tak heran jika akhirnya mulai banyak yang tertarik dengan bisnis tour operator. Melihat ada perilaku generasi masa kini yang memang malas mempersiapkan segala kebutuhan jalan-jalannya sendiri. Jadi keberadaan tour operator sendiri juga sangat membantu para pelancong.

Traveler tak perlu lagi ribet mengurus tiket, penginapan hingga itinerary. Semua sudah diatur oleh tour operator, sedangkan para traveler cukup membayar sekian rupiah sebagai gantinya. Simpel dan sangat membantu, apalagi bagi traveler yang merupakan pekerja aktif dan tak punya banyak waktu atau memang malas untuk prepare.

Baca juga: Jadi, Kamu Pilih Jalan Sendiri, Ikut Open Trip atau Pakai Jasa Biro Perjalanan?

Selain menjamurnya bisnis tour operator, kini sedang marak juga fenomena open trip. Sistem kerja keduanya sebetulnya hampir sama, di mana ada satu pihak yang menjadi perencana tour dan ada peserta tour. Keduanya pasti  memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing mulai dari segi harga, fasilitas, keamanan hingga jaminan keselamatan atau asuransi.

Cara tour operator menghadapi open trip. Sumber

Kehadiran open trip yang kian menjamur bisa jadi sebuah tantangan tersendiri untuk para pelaku tour operator. Apalagi saat ini open trip memang kerap mematok harga yang lebih murah dibanding tour operator. Padahal destinasi yang dituju sama. Mengingat generasi zaman now yang hanya peduli ¨bisa sampai di sana¨, maka sering kali open trip jadi pilihan teman perjalanan mereka.

Lalu bagaimana cara tour operator menghadapi open trip yang kini kian menjamur? Apakah nantinya keberadaan tour operator akan sepenuhnya tergantikan oleh open trip?

Muhdi Kurnianto, CEO Turisma Tour & Travel menjelaskan bahwa sebetulnya keberadaan open trip bukan jadi masalah. Apalagi tour operator yang dikelola Muhdi juga kerap membuka open trip.

¨Sebetulnya sih kalau keberadaan open trip itu nggak masalah ya. Karena kita sendiri sering membuka open trip untuk memfasilitasi orang yang ingin traveling lebih private, misal cuma dua orang aja gitu, jadi ya open trip itu juga membantu sebenarnya,¨ jelas Muhdi. 

Baca juga: Travanesia, Marketplace Penjualan Paket Wisata Siap Rilis Januari 2018

Dengan kata lain Muhdi bukan menjadikan open trip sebagai ancaman, melainkan celah baru untuk bisnis tour operatornya. Meski demikian dirinya juga tak memungkiri bahwa harga yang ditawarkan oleh open trip perseorangan memang bisa lebih murah. Bahkan tak jarang selisih harganya lumayan.

¨Tapi memang ya, kalau untuk open trip yang dibuat perorangan akan lebih murah. Karena biasanya mereka menghilangkan beberapa fasilitas, misalnya asuransi selama liburan. Atau secara pelayanan juga berbeda, ada harga ada fasilitas pastinya,¨ tambah Muhdi.

Cara tour operator menghadapi open trip. Sumber

Seperti yang kita tahu, bahwa biasanya open trip yang dibuat oleh perorangan tidak memiliki badan hukum resmi atau perusahaan yang menaungi, sehingga mereka juga terlepas dari tanggung jawab pajak dan juga kewajiban untuk memberikan asuransi pada pengguna. Sehingga hal inilah yang membuat mereka bisa mematok harga lebih murah ketimbang tour operator. 

Di sisi lain Muhdi menambahkan bahwa mungkin saja memang pengguna tak merasakan selisih fasilitas yang signifikan. Namun sebetulnya justru hal pentinglah yang kerap dicoret dari daftar fasilitas, salah satu yang paling penting adalah asuransi.

Baik open trip ataupun tour operator yang memiliki badan hukum resmi akan memberikan fasilitas asuransi wisata bagi pengguna, sehingga ini akan menjadi poin penting yang tak dimiliki open trip perseorangan. Asuransi wisata ini mencakup jaminan untuk semua kecelakaan, sakit atau meninggal selama berwisata. Biasanya asuransi wisata ini berlaku selama tujuh hari sejak pemberangkatan.

¨Jika dibandingkan dengan open trip perseorangan tentu saja tour operator menawarkan fasilitas dan pelayanan yang lebih bagus,¨ tambah Muhdi. 

Intinya, salah satu cara tour operator menghadapi open trip adalah bukan dengan menjadikannya ancaman. Namun justru menjadikannya peluang baru untuk pengembangan bisnis. Hal penting lainnya, tawarkan fasilitas yang lebih dari open trip perseorangan. Sehingga nantinya konsumen akan bisa menilai dan memilih sendiri, mana yang lebih bagus dan terpercaya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU