Cara Bertahan Hidup Saat Kecelakaan Pesawat yang Patut Anda Pelajari

Tak ada yang tahu kapan terjadi, tapi alangkah baiknya Anda mempelajari cara bertahan hidup saat kecelakaan pesawat sebelum itu terjadi.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Kecelakaan yang menimpa pesawat Lion Air JT – 610 menjadi luka yang mendalam bagi seluruh bangsa Indonesia. Meski tak dialami sendiri, kejadian ini tentu akan membuat psikis masyarakat terganggu dan merasa enggan menggunakan moda transportasi pesawat terbang karena adanya trauma. Tapi cobalah tenang, menurut laman Litsverse, moda transportasi pesawat terbang 6.000 kali lebih aman daripada moda transportasi mobil ataupun motor. Namun, jika Anda masih bimbang menggunakan moda transportasi pesawat, kami memiliki beberapa trik cara bertahan hidup saat kecelakaan pesawat yang mudah dipahami.

Menurut sebuah penelitian ‘Why Airplanes Crash: Causes of Accidents Worldwide’ yang ditulis oleh Clinton V dan Oster Jr, ada tiga faktor penyebab kecelakaan pesawat, yakni pilot, mesin, dan cuaca. Oster menyimpulkan kegagalan alat memiliki andil sebanyak 23 persen, 10 persen karena cuaca, 4 persen karena terorisme, tubrukan dengan benda lain sebanyak 2 persen, 1 persen karena kesalahan awak kabin dan lain-lain sebanyak 19 persen.

“Kendali pilot menjadi faktor terbesar penyebab kecelakaan, sebanyak 40 persen,” tulis Oster dalam jurnal tersebut.

Baca juga: Kenapa Pesawat Bisa Hilang Kontak Secara Tiba-tiba? Ini Jawabannya

Foto/old.presidentpost.id

Berdasarkan penelitian yang sama, waktu take off dan landing adalah momen paling sering terjadinya kecelakaan. Pendaratan pesawat memiliki risiko hingga 25 persen.

Apabila pesawat Anda mengalami tanda-tanda adanya bahaya, berikut ini cara bertahan hidup saat kecelakaan pesawat sedang terjadi.

Pertama, tetap tenangkan diri Anda dan dengarkan baik-baik intruksi dari crew kabin tentang petunjuk keselamatan yang diperagakan dan ingat untuk membaca kartu keselamatan yang ada di depan tempat duduk Anda.

Poin penting adalah mengingat pintu keluar terdekat, termasuk jarak dan baris tempat duduk ke pintu keluar. Kemampuan mengingat sangat diperlukan ketika pesawat dalam keadaan gelap penuh dengan asap tebal.

Jika diperkirakan pesawat jatuh di area perairan, ingat bahwa pelampung berada di bawah kursi Anda. Info penyelamatan ketika terjadi kecelakaan penting diketahui sebagai dasar bertahan hidup, jadi jangan pernah remehkan peragaan yang dilakukan oleh crew kabin ketika pesawat sedang lepas landas.

Kedua, merunduklah dan tempatkan tubuh serendah mungkin untuk mengurangi efek benturan dan risiko menghirup asap. Posisikan kaki di belakang lutut, lalu letakkan tas tangan di bawah kursi depan dan gunakan untuk melindungi kepala.

Singkirkan pula benda berbaya di sekitar seperti pulpen, gigi palsu, dan pensil. Sebisa mungkin pertahankan posisi itu hingga dirasa aman atau pesawat berhenti.

Prosedur ini biasanya terdapat dalam buku panduan keselamatan, jadi jangan sampai lupa membacanya.

Salah satu kecelakaan pesawat. Foto/Serambi Indonesia

Ketiga, pastikan sabuk pengaman terpasang dengan benar. Karena jika tidak, Anda bisa terbentur ke berbagai sisi yang membuat bagian kepala mengalami cidera. Ini adalah basic prosedur keselan yang utama yang pertama harus Anda lakukan. Jangan lari ketika pesawat sedang mengalami turbulensi karena akan memperparah keadaan. Usahakan untuk melindungi diri hingga keadaan pesawat sudah kembali pada posisi aman.

Keempat, apabila terjebak dalam kondisi berasap sebisa mungkin mencari penutup hidung dan membasahi dengan air atau urine. Asap biasanya bisa menyebabkan kesadaran hilang sehingga perlu menghalaunya dengan kain basah.

Tinggalkan barang yang tidak perlu sehingga tidak membatasi gerak penyelamatan Anda.

Baca juga: 7 Misteri Kecelakaan Pesawat yang Masih Jadi Tanda Tanya hingga Kini

Kelima, tetaplah tenang meskipun sulit dan dengarkan terus intruksi dari awak kabin karena pilot dan awak kabin telah dilatih untuk mengatasi prosedur darurat. Ketika kondisi sudah genting, pilot juga bisa bisa langsung menyampaikan informasi menggunakan Frequency Emergency 121.50.

Jika pilot dan awak kabin tidak bisa memutuskan prosedur keamanan yang diterapkan, barulah Anda bisa membuat keputusan cara bertahan hidup saat kecelakaan pesawat secara mandiri.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU