Candi Gunung Kawi di Bali, Candi Purba yang Dipahat di Tebing Batu

Candi Gunung Kawi Bali tidak dibangun utuh dari batu atau bata. Proses pembangunannya dilakukan dengan cara dipahat di tebing batu padas pinggir sungai.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Candi Gunung Kawi atau dikenal juga Candi Tebing Kawi merupakan salah satu situs purbakala yang berlokasi di Sungai Pakerisan, Dusun Penaka, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Biasanya bangunan candi dibuat secara utuh dari bebatuan gunung atau bata merah, namun Candi Gunung Kawi berbeda. Proses pembangunannya dilakukan dengan cara dipahat di tebing batu padas pinggir sungai.

Penamaan Candi Gunung Kawi diambil dari kata Gunung yang bermakna Gunung atau Pegunungan, dan Kawi yang berarti Pahatan. Kompleks Candi Gunung Kawi terbagi menjadi dua kelompok yang dipisahkan oleh aliran Sungai Pakerisan. Terdapat empat buah candi di bagian barat, dan lima buah candi di bagian timur. Selain bangunan candi, kompleks candi ini juga memiliki kolam pemandian dan pancuran air.

Candi Gunung Kawi terbilang cukup eksklusif, namun demikian dapat dengan mudah dijangkau menggunakan kendaraan pribadi atau umum. Jarak dari Denpasar sekitar 40 km, membutuhkan waktu tempuh hingga satu jam perjalanan dengan mobil atau motor. Sedangkan jarak dari Gianyar yaitu 21 km, waktu tempuh hanya 30 menit. Wisatawan dapat memilih moda transportasi lain, seperti bus, taksi, atau mobil travel.

(pegipegi.com)

Sejarah Candi Gunung Kawi

Candi Gunung Kawi pertama kali ditemukan kembali pada tahun 1920 oleh seorang peneliti Belanda. Berdasarkan keterangan prasasti dan relief yang terukir di dinding candi diketahui bahwa Candi Gunung Kawi dibangun pada masa Pemerintahan Raja Udayana hingga anaknya yang bernama Anak Wungsu pada abad ke-11.

Konon tempat ini dahulu digunakan sebagai sarana bermeditasi atau mencari wangsit oleh para raja. Pendapat ini diperkuat dengan adanya sebuah tempat pertapaan di kompleks Candi Gunung Kawi yang dikenal dengan Geria Penanda dan juga gapura. Suasana di sekitarnya juga sangat mendukung untuk kegiatan meditasi karena dikelilingi oleh rerimbunan pohon yang asri dan sejuk.

(Instagram/beatkrissans)

Versi lain menurut cerita rakyat setempat, Candi Gunung Kawi dibangun oleh seorang sakti bernama Kebo Iwa. Konon dengan kesaktiannya, Kebo Iwa menatahkan kuku-kukunya yang tajam ke dinding batu cadas hingga membentuk gugusan candi indah. Dinding batu cadas yang keras tersebut seolah dapat dipahat dengan mudahnya oleh Kebo Iwa. Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan orang banyak mampu dirampungkan hanya sehari semalam saja karena kesaktian dari Kebo Iwa.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU