Banyak orang yang penasaran dengan asal-usul legenda anak gimbal yang menjadi salah satu ikon utama di Dieng Culture Festival. Anak gimbal ini memang bisa dibilang cukup misterius. Dengan rambut gimbal yang tumbuh di kepala anak-anak ini, mereka jadi begitu istimewa bahkan butuh ritual adat besar demi mencukur rambut gimbalnya.
Saat kami menemui Mbah Sumarsono (70), salah satu Pemangku Adat Dieng Kulon, dirinya sempat menceritakan tentang kisah masa lalu para bocah rambut gimbal.
Legenda tentang bocah bajang itu sudah ada sejak dulu – Mbah Sumarsono
Bocah bajang adalah sebutan untuk bocah atau anak yang punya rambut panjang dan tumbuh gimbal. Keberadaan bocah bajang ini sudah ada sejak zaman dulu.
Menurut legenda, karena asal-usul keberadaan bocah bajang tidak jelas, maka dititipkanlah mereka pada pengasuhnya. Pengasuh dari bocah bajang ini adalah Kanjeng Ratu Pantai Kidul dan juga Mbah Tumenggung Kolodete. Mbah Tumenggung Kolodete ini sendiri adalah seorang tumenggung dari Kerajaan Mataram Kuno.
Sampai saat ini pun tempat bersemayam Tumenggung Kolodete belum bisa dipastikan. Hanya saja saat Mbah Sumarsono menemuinya di tempat-tempat tertentu yang merupakan tempat sakral, Mbah Tumenggung Kolodete ini pasti ada di sana.
Mbah Sumarsono bercerita, secara turun-temurun, anak di Dieng sudah banyak yang berambut gimbal.
Meskipun nggak semua bocah Dieng adalah bocah gimbal, tapi sejak dulu tanah Dieng dikenal dengan bocah gimbalnya. Dan bocah gimbal ini ternyata juga nggak cuma ada di Dieng, tapi ada juga di luar daerah bahkan di luar pulau. Kayak misalnya ada beberapa anak gimbal yang berasal dari Banjarnegara, Brebes, Ajibarang, Kebumen bahkan Lampung.
Biasanya rambut gimbal ini akan tumbuh pada seorang anak saat berusia 6 bulan – 1 tahun atau 2 tahun. Sebelum rambut gimbal ini tumbuh, si bocah pasti akan sakit-sakitan. Mulai dari demam tinggi hingga keluar bintik-bintik di kepala. Dan hal ini masih terjadi sampai sekarang, anak yang akan tumbuh gimbalnya pasti akan sakit terlebih dahulu.
Salah satu ritual ruwatan yang harus dilakoni bocah bajang atau bocah gimbal adalah jamasan dan juga cukur gimbal. Jamasan merupakan ritual bilasan dengan air dari tujuh sumber mata air.
Rambut gimbal bocah bajang memang harus dicukur atau dipotong. Sebab kalau sampai nggak dipotong, ini akan memberikan pengaruh buruk bagi tubuh dan pikiran si pemilk rambut gimbal tersebut. Konon, menurut Mbah Sumarsono, rambut gimbal ini memiliki aura negatif yang sangat kuat. Jadi memang harus diruwat dan dipotong.
Bahkan kalau rambut gimbal ini nggak dipotong, bisa jadi si bocah bajang bakal mengalami gangguan dari makhluk ghaib. Pemotongan rambut gimbalnya pun nggak boleh sembarangan. Pemotongan rambut harus didasari dengan keinginan oleh si bocah bajang atau gimbal dan didukung oleh orang tuanya.
***
Terlepas dari benar atau tidaknya legenda tentang bocah bajang ini, ada baiknya juga untuk tetap dihormati sebagai bagian dari warisan budaya leluhur. Tapi saat kami bertanya pada salah satu bekas bocah bajang yang tak ingin disebutkan namanya, gangguan-gangguan sebelum rambut gimbalnya dicukur memang selalu ada. Tapi setelah dicukur, gangguan itu sedikit demi sedikit berkurang dan hilang.