Peristiwa WNA atau bule yang berlibur ke Indonesia lalu kehabisan ongkos sudah berkali-kali terjadi di Indonesia, ada yang diberi tumpangan ada pula yang bahkan mengemis demi bisa traveling. Lalu sebenarnya apa yang seharusnya dilakukan masyarakat ketika menjumpai fenomena bule kehabisan ongkos seperti ini? Mengabaikannya atau menolongnya?
Bersarkan arahan Ditjen Imigrasi Kemenkum HAM, masyarakat yang menemui fenomena demikian harus melaporkannya baik ke RT atau pihak keamanan setempat, apalagi jika si bule tersebut mengganggu ketertiban umum. Termasuk dengan tidak memberikan uang kepada mereka.
“(Lapor) Ke mana saja bisa. Jadi bisa ke Tim Pora (pengawas orang asing). Ada polisi, imigrasi, dan pemda. Hanya saja prosesnya tergantung di lapangan,” tutur Kabag Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Agung Sampurno yang kami lansir dari TravelDetik.
Pihak Imigrasi bekerja sama dengan negara terkait akan membantu bule yang bermasalah dan memulangkannya.
Hal ini telah termaktub dalam konvensi internasional yang ditulis di bagian depan paspor yang dipakai oleh semua orang di dunia. Jadi, meskipun memberi uang adalah kebiasaan yang baik tapi hal ini tak boleh dibiasakan ke bule. Jangan anggap bule seperti superstar!
Kebanyakan orang Indonesia dengan senang hati membantu bule, niat kita baik untuk menolong bule kehabisan ongkos, namun kita tak tahu apa yang ada dalam benak bule. Khawatirnya, WNA atau bule tersebut punya niat buruk. Misalnya menyeludupkan diri meskipun masa tinggalnya habis atau niat jahat lainnya.
Setidaknya dengan melapor, kita bisa membantu WNA untuk pulang dengan selamat.
Di Indonesia, pihak imigrasi telah menyediakan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk melaporkan bule bermasalah.
Di Indonesia banyak sekali kasus bule bermasalah yang cukup mengganggu. Misalnya bule yang mabuk-mabukan dan tiduran di jalanan Bali yang meresahkan warga hingga akhirnya dilindas dengan motor oleh warga setempat.
Lalu kasus bule di Jogja yang menyiram Tugu Jogja dengan cat serta bule yang mengemis dijalanan Bali selama dua minggu untuk berfoya-foya dan kabur ke Surabaya melalui Banyuwangi.
Sebenarnya masih banyak kasus bule bermasalah di Indonesia. Pihak Imigrasi pun sebenarnya sudah memeriksa para turis asing tersebut sebelum memasuki Indonesia tapi tetap ada saja kasus serupa terjadi.