Kabar kurang mengenakkan terdengar dari ajang Tripadvisor Travellers Choice. Dalam ajang penghargaan yang diikuti wisatawan seluruh dunia itu, Bali turun peringkat sebagai destinasi populer dunia.
Tahun 2017 lalu, dalam ajang yang sama, Bali berada pada posisi tertinggi sebagai destinasi wisata favorit. Pada tahun 2018, posisi Bali dilengserkan oleh Paris, kota romantis di Prancis.
Melansir dari TripAdvisor.com, tahun ini Bali harus puas berada di posisi ke-empat. Tiga peringkat di bawah Paris, London, dan Roma.
Menurunnya peringkat Bali di mata dunia tentu bukan tanpa alasan. Dilansir dari detik.com pada Kamis (22/3), Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Prof. Azril Azahari PhD memaparkan bahwa turunnya peringkat Bali bisa dikarenakan turunnya kampanye yang digencarkan pihak Kementrian Pariwisata.
Tahun 2017 lalu, pamor Bali memang menanjak selepas gencarnya kampanye yang dilakukan di luar negeri.
“Merosotnya peringkat Bali dalam ajang TripAdvisor Awards ini harus menjadi alat untuk mengevaluasi kita,” ujar Azril Azahari.
Menurunnya peringkat Bali sebagai destinasi top dunia bukan hanya disebabkan oleh faktor berkurangnya kuantitas kampanye yang dilakukan Kemenpar, tapi juga faktor keinginan wisatawan.
Saat ini, para wisatawan khususnya mancanegara tak hanya datang sebagai penikmat alam semata. Mereka ini cenderung menyukai pengalaman yang baru. Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapan Azril.
Masih menurut Azril, menurutnya dari apa yang dilihat selama ini, para wisatawan menginginkan pengalaman berwisata.
Jika diamati, saat mengunjungi pementasan tari kecak di Bali, mayoritas pengunjung di sana adalah turis asing. Tak hanya melihat, mereka bahkan belajar menari kecak. Apalagi mengingat tren wisata sekarang mengarah pada budaya dan makanan, bukan lagi mengarah ke wisata alam.
Selain tren wisatawan yang mengarah ke ragam pengalaman dibandingkan wisata alam, bisa jadi merosotnya peringkat Bali sebagai destinasi top dunia dikarenakan bencana alam letusan Gunung Agung beberapa waktu lalu.
Azril mengatakan, bencana alam yang terjadi memang memberikan dampak menurunnya wisatawan ke Bali, namun itu pun hanya sebentar. Setelahnya kembali normal.
Merosotnya peringkat Bali di mata dunia ini bisa menjadi pelecut untuk melakukan inovasi ke arah yang lebih baik lagi. Jika mengacu pada pendapat Azril Azahari, tren wisatawan dunia sekarang ini tak hanya mengacu pada keindahan alam semata, tapi sudah bergeser ke tren pengalaman, wisata kuliner, sejarah.
Mungkin, ke depannya, pariwisata Bali akan semakin lebih baik lagi dengan lebih mengutamakan quality tourism yaitu dengan menciptakan makna perjalanan di Bali, bukan sekadar suguhkan keindahan alamnya saja.
Tak hanya Bali, destinasi wisata Indonesia lainnya pun bisa mencontoh hal ini.