Berseliweran dengan Pakaian Super Minim, Turis Asing di Bali Tak Paham Etika?

Tak jadi persoalan jika itu di pantai, namun yang kerap mengusik hati warga Bali adalah saat turis asing di Bali mengenakan rok atau celana di atas lutut dan pakaian terbuka saat mengunjungi kuil-kuil.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Warga lokal yang selalu menjaga tradisi yang menjadi daya tarik turis asing di Bali. Foto dari sini

Bali, pulau yang menjadi langganan para wisatawan dunia karena adat istiadat luhurnya ini sedang dalam kondisi memprihatinkan.

Bali dikenal sebagai wilayah yang memegang luhur nilai-nilai religius dan kesopanan. Salah satunya adalah aturan tak tertulis bagi warga Bali untuk mengenakan rok (kamen) pakaian di bawah lutut dan kebaya dengan lengan di bawah siku.

Sayangnya, adat Bali ini tak berlaku bagi para turis asing. Bagi turis asing, Bali merupakan surga di mana di pulau indah ini para turis bisa bebas melakukan apapun tanpa mengindahkan aturan dan norma yang ada.

Baca juga: Kebiasaan orang Indonesia yang bikin bule heran

Bukan hal yang sulit menemukan turis asing di Bali kenakan busana super minim. Banyak di antara mereka yang berjalan-jalan di pantai hanya kenakan bikini. Tak jadi persoalan jika kenakan bikini di pantai, namun yang kerap mengusik hati warga Bali adalah saat turis asing tersebut mengenakan rok atau celana di atas lutut dan pakaian terbuka saat mengunjungi kuil-kuil di Bali.

Fenomena turis asing yang tak tahu etika ini mengundang keprihatinan Rachel Bergsma, seorang turis asing asal Australia yang telah 10 tahun hidup di Bali. Dilansir dari dailymail.co.uk, Bergsma menuliskan keresahan dan kegelisahannya atas fenomena kesopanan yang terjadi di Bali ini dalam laman facebook.

Turis asing di Bali membonceng sepeda motor kenakan bikini. Foto dari sini

Dalam postingannya, Bergsma meminta wisatawan untuk memahami budaya Bali yang konservatif dan berhenti mengenakan pakaian minim. Terutama saat berada di sekitar kuil suci.

Dia juga mengunggah sebuah foto yang menunjukan pemandangan turis asing yang berkendara dengan motor dan mengenakan bikini di sepanjang jalan di Bali. Pemandangan memprihatinkan di tengah-tengah religiusnya Pulau Bali.

Lalu, pernah suatu waktu, Bergsma menegur salah seorang turis yang kenakan pakaian minim saat mengunjungi desa adat. Saat ditegur, turis tersebut merasa menyesal. Menurut Bergsma, selama ini, masyarakat Bali masih ragu memberitahu orang asing untuk menutupi tubuh mereka.

Turis asing di Bali tak paham etika?

Fenomena ini memang sangat memprihatinkan. Di satu sisi, turis asing datang ke Pulau Bali membawa peningkatan devisa bagi negara dan memperbaiki perekonomian masyarakat Bali. Namun, di lain pihak, kehadiran para turis asing ini seolah menginjak-injak nilai adat yang dijaga masyarakat setempat.

Memang tak semua turis asing di Bali bertindak demikian. Permasalahannya adalah, turis asing yang datang ke Bali tak semuanya memiliki latar pendidikan yang baik. Mereka datang dari berbagai negara dengan lingkungan sosial yang berbeda. Kurangnya edukasi akan rasa empati terhadap kebudayaan sekitar diperburuk dengan minimnya edukasi yang diberikan para travel agen kepada turis asing.

Sangat disayangkannya, warga Bali pun masih banyak yang merasa sungkan dan enggan menegur turis asing yang berpakaian tak sopan. Dalam kasus ini, terkesan ada pembiaran. Namun, sesungguhnya hal itu hanyalah karakter bawaan mayoritas orang Indonesia yang menganggap turis asing tamu yang harus dihormati.

Akhirnya, terjadilah pembiaran hingga sekarang di mana turis asing dengan seenaknya berpakaian minim di sembarang tempat.

Baca juga: Larangan penggunaan rok pendek di India 

Jika pembiaran terus dilakukan, nilai-nilai religius dan adat kesopanan di Bali akan makin ternodai. Tak lagi ada yang menghormati. Bukankah seharusnya para turis asing tersebut menjunjung tinggi peribahasa “di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung?”

Maka, untuk mengatasi permasalahan etika turis asing ini, warga Bali, pemerintah daerah, pengelola wisata, dan para tur operator di Bali sebaiknya bersatu padu menerapkan norma-norma yang ada untuk para turis yang datang ke Bali, lokal maupun asing.

Pertama, mulailah menegur turis asing di Bali yang berpakaian tak sopan di sembarang tempat. Kuil-kuil di Bali sebaiknya juga memberikan ketegasan kepada semua turis. Dilarang masuk ke kuil jika tak mengenakan pakaian sopan. Jika perlu, pemerintah daerah mengeluarkan peraturan resmi terkait penggunaan pakaian yang sopan di Bali seperti yang telah dilakukan oleh Mahesh Sharma di India yang melarang turis mengenakan rok pendek saat di India.

Selain itu, para tur operator pun sebaiknya ikut aktif memberikan himbauan etika kesopanan ini. Mereka bisa memberi edukasi kepada para wisatawan yang mengikuti turnya untuk mengenakan pakaian yang sopan.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU