Mengintip Kehidupan Bali Aga di Desa Tenganan yang Sudah Ada Sebelum Majapahit

Desa Tenganan Bali bisa dibilang Baduy-nya Bali. Tempat tinggal bagi para Bali Aga atau Bali Asli konon sudah ada bahkan sebelum zaman Majapahit berkuasa. Desa unik ini masih menerapkan awig-awig leluhur mereka yang dibuat sejak abad 11 silam.

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Jika di Jawa punya Desa Baduy yang masih menerapkan tatanan kehidupan tradisionalnya, maka Bali punya Desa Tenganan yang hampir mirip dengannya. Desa Tenganan Bali ini merupakan desa yang berisi suku Bali Aga, atau sering juga disebut Bali Asli.

Suasana di Desa Tenganan. Foto dari @wicky_adrian

Desa Tenganan Bali ini sudah ada jauh sebelum Kerajaan Majapahit mulai menginvasi kawasan Bali.

Desa ini tak terlalu banyak menerima pengaruh dari luar, sehingga secara turun-temurun segala kebudayaan, tatanan kehidupan dan tradisinya masih terjaga hingga kini.

Seluruh awig-awig (aturan) warisan leluhur Bali Aga masih dipegang teguh di desa ini sampai sekarang. Aturan ini konon ditulis tulis sejak abad 11 dan mengalami pembaruan pada tahun 1842.

Baca juga: Selain Jatiluwih di Tabanan Bali, Ini Dia 5 Desa Wisata Lain di Bali yang Patut Anda Kunjungi

Hal inilah yang lantas membuat Desa Tenganan Bali tempat tinggal Bali Aga menjadi desa tujuan wisata. Di desa yang indah ini wisatawan benar-benar bisa berbaur dengan masyarakat asli Bali yang belum terpengaruh budaya manapun mengingat saat ini Bali sudah mulai banyak menerima pengaruh dari luar akibat dijadikan sebagai salah satu tujuan destinasi dunia.

Di balik indahnya Tenganan. Foto dari @balikami

Di desa tradisional ini terdapat tiga bangunan balai desa yang sangat sederhana dan deretan rumah adat yang bentuk dan ukurannya hampir sama persis. Masyarakat Bali Aga di sini juga masih menjaga garis keturunan, sehingga mereka hanya menikah dengan sesama warga desa.

Wisatawan yang ingin memasuki wisayah Desa Tenganan Bali akan melewati sebuah loket. Uniknya wisatawan tak diharuskan membayar sejumlah uang, namun boleh memberikan sumbangan seikhlas dan sebisanya pada petugas. Loket ini pun sangat sempit, sehingga hanya bisa dimasuki oleh satu orang saja.

Baca juga: Alasan Mengapa Desa Penglipuran Bali Menjadi Desa Terbersih di Dunia

Deretan ukiran yang dijual pada wisatawan. Foto dari @wicky_adrian

Desa Tenganan masih menerapkan sistem barter dalam penghidupan sehari-harinya. Terkadang mereka juga menjual aksesoris atau cinderamata pada turis yang datang. Beberapa di antaranya adalah anyaman bambu, ukir-ukiran, lukisan mini yang diukir di atas daun lontar yang sudah dibakar dan yang paling legendaris adalah kain geringsing. Kain ini dibuat langsung menggunakan tangan dan hanya diproduksi di Tenganan saja. Wajar jika harganya cukup mahal.

Desa Tenganan Bali ini berlokasi di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Untuk mencapai desa ini melalui jalan darat dan berjarak sekitar 60 km dari pusat kota Denpasar, Bali. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat sore hari, saat di mana warga Bali Aga di sini saling berkumpul dan bercengkerama.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU