Api Abadi Mrapen di Grobogan Padam Setelah 500 Tahun, Pertanda Apa?

Pertama kali dalam sejarah, api abadi Mrapen di Grobogan yang sudah menyala lebih dari 500 tahun sejak era Kerajaan Majapahit padam total.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Pertama kali dalam sejarah, api abadi Mrapen yang sudah menyala sejak era Kerajaan Majapahit padam. Pihak pengelola mengatakan bahwa api biru yang berkobar dari lubang pipa di titik sumber api Mrapen memang sudah tampak mengecil sebelum akhirnya padam total pada 25 September lalu. Api abadi yang sebelumnya tak pernah padam menjadikannya unik dan membuat banyak wisatawan datang untuk melihat langsung.

Selain menjadi tempat wisata, api abadi Mrapen di Grobogan juga memiliki nilai sejarah dan disucikan. Pasalnya, api biru dari Mrapen pernah menjadi sumber nyala api obor beberapa perhelatan nasional dan internasional. Seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI pada 23 Agustus 1996 dan Asian Games 2018. Api abadi Mrapen setiap tahunnya juga digunakan sebagai sumber Api Dhamma dalam upacara Tri Suci Waisak bagi pemeluk Buddha.

Api abadi terbentuk melalui fenomena geologi, saat gas alam dari dalam tanah keluar dan menciptakan abadi yang terus menyala terang meski turun hujan sekalipun. Api abadi Mrapen konon sangat terkait erat dengan masa akhir Kerajaan Majapahit, ketika Kesultanan Demak menaklukan Kerajaan Majapahit pada 1500-1518 Masehi. Api abadi Mrapen diciptakan oleh Sunan Kalijaga secara tidak sengaja saat sedang mencari air.

(manado.tribunnews.com)

Dahulu saat Sunan Kalijaga mencari sumber air untuk prajuritnya, beliau menancapkan tongkatnya ke tanah. Bukannya menyemburkan air, dari dalam tanah justru keluar api yang tak bisa padam. Karena air yang dicari belum juga diperoleh, Sunan Kalijaga dengan karomahnya menancapkan tongkat untuk kedua kalinya di tempat lain. Berhasil, lubang tersebut akahirnya menyemburkan air bersih dan bening yang dapat diminum.

Hingga kini, wisatawan yang datang ke api abadi Mrapen dapat melihat sumber mata air yang dibuat oleh Sunan Kalijaga tersebut. Dikenal sebagai Sendang Dudo, sumber mata air ini memiliki kedalaman dua meter dan diameter empat meter. Dari dalam tanah, tampak gelembung udara keluar sehingga tampak seperti air mendidih. Air di Sendang Dudo mengandung mineral tinggi sehingga dapat menjadi obat bagi berbagai penyakit kulit.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU