Sudah hampir 5 tahun saya hidup jauh dari keluarga. Kebersamaan dengan mereka sungguh saya rindukan. Walaupun hidup bersama teman-teman yang memiliki perhatian lebih, tentu saja bentuk perhatian dan kasih sayang dari keluarga berbeda.
Quality time yang saya punya, hanya di waktu-waktu tertentu bersama mereka. Salah satunya ketika liburan keluarga. Saya memiliki alasan tersendiri kenapa traveling bersama keluarga memberikan pengalaman yang jauh berbeda ketika traveling bersama teman-teman.
Saya tak perlu pusing sendiri memikirkan berapa budget yang akan dikeluarkan dan harus menabung lama dulu untuk bisa menikmati liburan seperti saat bersama teman dengan mengumpulkan sisa-sisa gaji.
Saat akan berlibur ke Jakarta tahun lalu, kami saling membantu untuk mengatasi masalah keuangan yang memang menjadi masalah utama ketika liburan.
Ada biaya akomodasi, biaya makan, biaya tiket masuk wisata, dan biaya tak terduga lainnya. Kita saling bekerja sama sehingga untuk masalah biaya tidak terlalu memberatkan.
Ibu adalah sosok figur yang selalu cermat dalam mengatur perencanaan. Dari mengatur jalannya liburan, mengatur biaya pengeluaran, serta mengatur kebutuhan lain-lain dan kebutuhan tak terduga selama seperti budget makanan, tempat wisata, dan peralatan P3K dan biaya lainnya.
Itulah yang ibu saya selalu lakukan. Memilih barang-barang mana yang perlu dibawa atau ditinggal. Semua keperluan akan aman ketika ibu ikut andil mengurus semua keperluan saat akan traveling.
Banyak dari kita lebih memilih untuk bermain bersama teman daripada keluarga. Alasannya, teman lebih asyik daripada keluarga.
Saya merindukan mereka saat tertawa, saat saya menangis karena mendapat nasehat, ataupun saat-saat menjahili mereka. Seperti hangatnya film keluarga di zaman dulu ‘Keluarga Cemara’. Selalu ada cerita menarik setiap hari ketika bersama mereka.
Ketika kakak, ayah, atau ibu marah pada saya, itu tak akan terjadi lama. Selalu ada alasan untuk berbaikan kembali. Berbeda ketika kita bermusuhan dengan teman-teman. Kemungkinan besar setelah permusuhan itu, pertemanan akan putus.
Berkumpul bersama keluarga adalah harta berharga di masa depan, lebih dari apapun. Mungkin suatu hari kita akan hidup masing-masing, di rumah masing-masing dan di kota yang berbeda. Tentu waktu untuk berkumpul dengan mereka semakin sempit.
Suatu hari saya akan bisa bercerita untuk mengenang liburan dulu saat berlibur dengan keluarga.
‘Masih ingat nggak? Dulu pas kita berenang di Pantai, kamu hampir hanyut keseret ombak haha. Untungnya ada Ayah yang nolongin kamu.’
Adanya kerjasama saat melakukan liburan, membuat saya semakin merasa dekat dengan mereka. Dari liburan yang saya lakukan pasti ada perbincangan dengan mereka, entah sekedar membahas kegiatan apa yang akan dilakukan atau ketika ada permasalahan di jalan yang harus diselesaikan.
****
Mereka begitu tulus menyayangi kita tanpa syarat dan imbalan apa pun. Ketika kita salah, mereka dengan lapang dada akan menerima kita kembali. Bahkan mereka tak pernah lelah untuk memberikan nasehat.