Tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 menyisakan banyak duka. Pada Sabtu (9/1/2021), Sriwijaya Air SJ-182 dinyatakan hilang kontak di Kepulauan Seribu setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak. Tim dari Basarnas pun segera diterjunkan untuk mencari jenazah korban, puing-puing pesawat, dan Black Box untuk mengungkap penyebab kecelakaan.
Setiap terjadi tragedi kecelakaan pesawat, Black Box menjadi sesuatu yang paling dicari karena disebut dapat mengungkap penyebab kecelakaan pada pesawat tersebut. Banyak masyarakat yang awam terhadap Black Box, dan belum mengetahui fungsi dan bagaimana Balck Box bisa mengungkapnya. Kenapa Black Box penting dan selalu dicari? Simak penjelasannya berikut.
Black Box atau Kotak Hitam merupakan sekumpulan perangkat yang biasa digunakan dalam industri penerbangan, merujuk pada komponen perekam data elekronik (Flight Data Recorder/FDR) dan perekam suara dalam kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR). Meskipun dinamakan Black Box, sebenarnya pada umunya perangkat ini tak berwarna hitam, melainkan warna jingga
Perangkat tersebut punya fungsi sebagai hard drive yang diperkuat untuk merekam segala sesuatu tentang penerbangan secara berkelanjutan. Saat pesawat sudah terbang di udara, FDR akan merekam data tentang semua aspek di dalam pesawat, sedangkan CVR merekam percakapan dalam dek dan suara-suara lainnya, seperti transimisi radio serta alarm otomatis.
Kenapa Black Box penting? Black Box akan membantu merekonstruksi apa yang sebenarnya terjadi jika terjadi masalah atau kecelakaan pesawat. Tak hanya itu, Black Box juga dilengkapi dengan suar pencari lokasi bawah air (ULB) yang dapat memberikan sinyal ketika kontak dengan air. ULB sangat memudahkan pencarian Black Box, sehingga bisa segera mengungkapkan lokasi jatuhnya pesawat serta misteri penyebab kecelakaan.
Sinyal ULB akan terus terpancar dari Black Box sampai baterainya habis, setidaknya dapat bertahan selama satu bulan. Mengingat bahwa Black Box adalah komponen yang penting, oleh karena itu perlu disertifikasi agar tak bisa dihancurkan, paling tidak sampai ambang batas yang sangat tinggi. Black Box diuji dengan dibenturkan pada dinding beton dengan kecepatan 750 Km/Jam, mampu menahan beban 2,25 ton, serta di suhu 1.100 Celcius.
Setelah Black Box ditemukan, pihak penyelidik akan membawa perekam ke laboratorium lalu mengunduh semua data-datanya untuk merekonstruksi ulang peristiwa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Proses ini akan berlansung sangat lama, membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Ketika selesai, data kemdian akan disimpan rapi di kotak.
Ada yang unik, setelah ditemukan, Black Box Sriwijaya Air SJ-182 langsung direndam di dalam air. Hal ini dilakukan agar tidak merusak data memori yang tersimpan di dalamnya. Black Box yang ditemukan akan dibersihkan kemudian direndam di dalam air tawar. Pengeringan hanya dilakukan oleh ahli di laboratorium melalui cara-cara khusus agar komponen tidak rusak.