Januari 2021 baru berjalan dua minggu, namun berbagai bencana alam terus melanda Indonesia. Seolah tak cukup dengan pandemi Covid-19, pada pekan lalu, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mengalami kecelakaan di kawasan Kepulauan Seribu. Beberapa hari kemudian, Kabupaten Majene di Sulawesi Barat dilanda gempa bumi berkekuatan 6,2 SR. Lalu di Provinsi Kalimantan Selatan terjadi banjir besar setinggi 2 meter merendam 7 kecamatan.
Tidak cukup sampai di situ, pada Sabtu (16/1/2021) Gunung Semeru di Jawa Timur mengalami erupsi. Minggu (17/1/2021) dini hari, Gunung Merapi juga turut mengalami erupsi. Tak lupa, bencana tanah longsor terjadi di wilayah Kabupaten Sumedang yang menewaskan hingga 28 orang. Sebenarnya apa yang terjadi? Indonesia terus dirundung oleh bencana alam silih berganti.
Menurut data dari BNPB, sebenarnya jumlah bencana alam di awal tahun 2021 lebih banyak dari itu. Tercatat, sejak 1-16 Januari 2021, terdapat 136 bencana alam dengan 80 korban jiwa dan 858 korban luka. Banjir menjadi yang paling sering terjadi dengan 95 kejadian, tanah longsor 25 kejadian, puting beliung 12 kejadian, gempa bumi dan gelombang pasang 2 kejadian.
Januari menjadi awal musim hujan untuk wilayah Indonesia. Curah hujan yang tinggi berpotensi menyebabkan banjir. Kasus bencana di Kalimantan Selatan terjadi karena hutan-hutan hijau yang berperan sebagai penyerap air hujan telah gundul dan beralih fungsi menjadi kebun sawit. Sedangkan longsor di Sumedang terjadi karena tanah yang lapuk ditambah dengan ada pembangunan perumahan yang tidak memperhatikan aspek ekologis.
Kondisi alam yang sudah rusak, kemudian dipicu oleh curah hujan tinggi saat musim hujan menyebabkan terjadinya bencana alam banjir besar di Kalimantan Selatan dan longsor di Kabupaten Sumedang. Banjir telah merendam 7 kecamatan di Kabupaten Banjar, Tanah Laut, dan Balangan. Ribuan penduduk terpaksa mengungsi dan kehilangan tempat tinggalnya.
Sebagai negara kepulauan yang terletak di antara tiga lempeng tektonik, gempa bumi jadi hal lumrah yang biasa terjadi. Pulau Sulawesi memiliki empat sesar aktif yang menjadi pemicu gempa, yaitu sesar Palu-Koro, sesar Saddang, dan sesar Matano. Gempa 6,2 SR di Sulawesi Barat awal tahun ini berpusat di sesar Palu-Koro. Sesar ini adalah yang paling aktif di Indonesia dengan kekuatan getaran mencapai tiga kali lipat dari sesar biasa.
Lempeng tektonik tidak hanya menyebabkan gempa bumi, namun juga membentuk gunung berapi. Dua lempeng yang saling bertumbuk akan memicu magma dari inti bumi naik ke permukaan dan lalu membentuk deretan gunung berapi. Inilah kenapa Indonesia banyak gunung berapi. Beberapa gunung berapu terkadang saling terhubung karena memiliki dapur magma yang sama. Artinya ada kemungkinan erupsi bersamaan.
Gunung Merapi menjadi gunung paling aktif di dunia, setiap 2-5 tahun sekali, Gunung Merapi dipastikan mengalami erupsi. Pada Sabtu sore lalu, Gunung Semeru mengalami erupsi, kemudian Minggu dini hari Gunung Merapi turut mengalami erupsi. Tidak bisa dipastikan keduanya memiliki dapur magma yang sama atau tidak, mengingat bahwa Gunung Merapi sudah menunjukkan tanda-tanda akan erupsi sejak akhir 2020 kemarin
Tinggal di negara yang rawan dengan berbagai bencana alam seharusnya membuat kita menjadi waspada dan tidak berbuat kerusakan pada alam dan lingkungan. Jangan sampai kerusakan akibat ulah diri sendiri menjadi bencana dan petaka hebat yang merugikan orang lain. Bumi semakin tua, tugas untuk merawat dan melestarikannya ada pada kita sebagai manusia.