Kondisi pemanasan global (Global Warming) semakin hari tampaknya kian parah. Jika tidak ditangani secara serius, Benua Antartika yang seluruhnya terdiri dari es terancam akan hilang mencair karena suhu bumi yang terus meningkat. Mencairnya gletser-gletser abadi di Antartika menyebabkan peningkatan tinggi muka air laut sehingga berpotensi menenggelamkan wilayah pesisir di beberapa negara di dunia.
Baru-baru ini, sebuah pulau baru ditemukan para peneliti yang berlayar menjelajah menggunakan kapal pemecah es RV Nathaniel B Palmer di sekitar pantai barat Antartika. Pulau baru ini muncul setelah gletser yang berada di sekitarnya mencair. Para ilmuwan dari Thwaites Glacier Offshore Research (THOR) pada awal Februari lalu melihat adanya daratan berbatu yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Para ilmuwan ini melakukan pengamatan jarak jauh selama beberapa hari, sebelum akhirnya berani untuk menginjakkan kaki di pulau baru tersebut yang kemudian dijuluki dengan “Sif”. Penamaan ini dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Sif yang merupakan Dewi Bumi dan istri dari Dewa Thor dalam mitologi Nordik (Norse).
Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh tim peneliti THOR mengonfirmasi bahwa Pulau Sif tersusun atas batuan granit yang tertutup lapisan es sejak ribuan tahun silam. Saat ini, penduduk Pulau Sif hanyalah mamalia kutub seperti anjing laut saja. Hasil kajian awal menunjukkan, Pulau Sif adalah bagian dari lapisan gletser Pine Island. Pulau Sif muncul dalam periode 10 tahun terakhir karena pemanasan global yang memicu peningkatan suhu.
Proyek THOR awalnya merupakan gabungan dari Amerika Serikat dan Inggris untuk mempelajari gletser Thwaites yang dikenal sebagai gletser paling tidak stabil di Antartika. Gletser Thwaites belakangan mencair karena pemanasan global dan suhu air laut menghangat. Melalui Pulau Sif yang baru saja ditemukan, para peneliti dapat memahami lebih dalam tentang pengaruh pemanasan global terhadap Benua Antartika yang dikenal sangat misterius.
Munculnya pulau baru di Benua Antartika jelas bukanlah pertanda baik bagi sebagian besar kehidupan di bumi. Pulau baru ini mengindikasikan bahwa pemanasan global sedang berada pada titik yang sangat parah. Jika gletser abadi di antartika terus mencair bukan tidak mungkin seluruh daratan di bumi akan tenggelam oleh air laut.
Studi terbaru yang sudah dipublikasikan melalui jurnal Nature Climate Change menyebutkan bahwa pada tahun 2100, separuh dari pasir pantai di bumi akan hilang dan lenyap. Dalam tulisannya disebutkan bahwa kondisi ini tidak dapat dihindari meskipun manusia berusaha mengurangi polusi dan faktor-faktor penyulut pemanasan global. Kondisi ini tidak dapat ditunda, namun dapat dipercepat jika perilaku manusia semakin merusak.
Antartika adalah satu-satunya benua yang tak dihuni oleh manusia karena hampir seluruhnya tertutup oleh es. Oleh karenanya, banyak hal dari benua ini yang belum diketahui dan menjadi misteri bagi manusia. Banyak dari wisatawan di dunia yang berminat untuk berlibur ke Antartika. Pertanyaan yang seringkali ditanyakan, apakan orang biasa yang bukan peneliti bisa mengunjungi antartika untuk berlibur?
Bisa, orang biasa yang bukan peneliti dapat mengunjungi antartika untuk keperluan wisata. Terdapat asosiasi tur yang menawarkan perjalanan ke Kutub Selatan yang bernama Association of Antartica Operators (IAATO) yang telah berdiri sejak 1991. Asosiasi ini memiliki lebih dari 100 operator tur di seluruh dunia yang memiliki standar pelayanan dan keselamatan tinggi bagi para wisatawan yang akan melancong ke Kutub Selatan.
Operator tur biasanya menawarkan beberapa alternatif transportasi, mulai dari kapal pesiar seperti Chrystal Symphony atau Prinsendam yang dapat menampung lebih dari 500 penumpang, sampai model kapal yacht seperti S/V Australis yang hanya dapat menampung sampai 12 penumpang saja. Keberangkatan biasanya dari kota-kota di Amerika Selatan yakni Ushuaia IArgentina), Punta Arenas (Chile), atau Montevideo (Uruguay).