Indonesia raih penghargaan dunia sebagai Asia’s Top Nation Cultural Diversity (Most Exciting Cultural Experience for Tourist).
Penghargaan bergengsi ini diberikan oleh majalah kenamaan berbahasa Inggris, The Top 10 of Asia Magazine, yang diterbitkan oleh RHA Media Sdn Bhd (Research House of Asia).
Majalah ini secara distribusi mencakup seluruh toko buku besar nasional, ruang bisnis pilihan, kedutaan besar, hotel dan ruang tunggu VIP, asosiasi perdagangan, badan profesional, serta lembaga pemerintah dan kementerian.
Pemberitaan Indonesia raih pernghargaan dunia ini diumumkan pada gelaran Top Asia Corporate Ball 2018 pada Jumat (23/11/2018) lalu di Double Tree by Hilton, Jakarta.
“Puji syukur, ini prestasi yang luar biasa. Kami semakin percaya diri, makin kredibel. Penghargaan ini adalah hasil dari kerja keras seluruh stakeholder yang terlibat,” ujar Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani dalam keterangan tertulis, Minggu (25/11/2018).
Pihaknya menyebutkan, bahwa prestasi Indonesia raih pernghargaan dunia ini akan meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia secara signifikan.
Penghargaan ini juga akan membuat seluruh stakeholder semakin solid dan percaya diri. Selain itu award ini membuktikan nama Indonesia semakin diperhitungkan di kancah pariwisata dunia.
“Bukan itu saja, penghargaan ini dihasilkan dengan melakukan survei publik secara online untuk wilayah Asia. Yang artinya publik lah yang mengakui jika pariwisata Indonesia merupakan yang terbaik,” lanjut Giri dilansir CNN.
Prestasi Indonesia raih penghargaan dunia ini tak lepas dari revolusi pariwisata yang telah dilakukan Kemenpar. Pencapaian 14 juta lebih kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2017 menjadi pembuktiannya.
Seluruh sektor pariwisata Indonesia ikut dipoles. Pemasaran dan promosi pengembangan destinasi wisata serta pengembangan sumber daya manusia menjadi fokus utamanya.
Statistik menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia tumbuh 22 persen, atau 3 kali lipat dibanding rata-rata pertumbuhan dunia (6 persen), dan regional Asia Tenggara (7 persen).