Indonesia menyimpan segudang harta karun, mulai dari destinasi hingga kulinernya. Hal tersebut tak lepas pula dari pengaruh akulturasi budaya asing yang sempat tinggal di Indonesia. Sebut saja China, Timur Tengah, India, hingga Belanda.
Negara-negara tersebut turut meramaikan warna warni kuliner yang ada di Indonesia. Semarang pun menjadi salah satu kota yang menyimpan beragam kuliner hasil percampuran berbagai budaya. Berikut ini kami ulas beragam kuliner akulturasi yang dapat Anda temukan di sekitar kota Lama Semarang.
Ingin menyeruput secangkir kopi ala Negeri Panda? Kopi pekat ala Timur Tengah? Atau kopi yang lebih ringan ala negeri Kincir Angin? Semua jenis kopi ini dapat Anda temukan di kedai Tekodeko yang ada di Kota Lama, Semarang.
Kedai yang telah buka sejak tahun 2015 ini memang memiliki ciri khas tersendiri, yakni dengan kopi akulturasi sebagai andalan menu kopi ini.
Semerbak harum kopi yang tengah di grinding akan menyambut anda ketika membuka pintu kedai ini. Camilan dan kue khas negeri Belanda tertata dengan apik di depan meja bartender. Kali ini, kami memesan salah satu kopi signaturenya, yakni Kopi Londo.
Kata Londo ini diambil dari panggilan orang Belanda di Indonesia. Untuk teman kopi, sepotong biskuit rempah khas Belanda pun turut disajikan. Biskuit bernama speculaas ini merupakan biskuit khas Belanda dengan bahan utama kayu manis. Sudah bisa ditebak bukan, bagaimana aroma harum dari kayu manis bercampur dengan kopi susu ala Belanda?
Penyajian kopinya pun mengacu pada penyajian kopi ala orang Belanda, dimana kopi, susu, dan gula disajikan secara terpisah. Sehingga, anda bisa menakar sendiri campuran tersebut sesuai selera. Aroma wangi rempah khas Indonesia juga bisa anda temukan dalam secangkir kopi tersebut. Wah, benar benar perpaduan yang menarik ya!
“Untuk kopinya, kami menggunakan 30% Arabika dan 70% robusta, sehingga rasanya tak terlalu asam dan cenderung lebih ringan. Kami ambil dari Java mocha dan Kopi Lintong.“, ujar Tere, salah satu pegawai Tekodeko
Untuk menyeruput segelas kopi Londo, anda hanya perlu merogoh koek sebesar 29 ribu rupiah saja. Buka mulai pukul 9 pagi hingga 10 malam, kopi ini siap memperkaya perjalanan kopi anda.
Tak jauh dari Tekodeko, tepatnya di belakang taman Srigunting, terdapat satu warung yang menyediakan gulai kambing khas kampung Bustaman, kampung petilasan Arab-India di Semarang. Warung Gulai Kambing khas Bustaman ini sering juga disebut dengan Gulai Pak Sabar, satu-satunya kedai yang ada di wilayah kota lama.
Meskipun tak terletak di Kampung Bustaman, namun cita rasa khas bumbu-bumbu racikan Kampung Bustaman tetap dipertahankan hingga kini. Khoiri, generasi ketiga dari kedai ini mengaku memerlukan waktu yang cukup lama untuk mempelajari racikan bumbu dan cara memasak kambing dengan benar. Bau apek kambing pun hilang tak bersisa, meninggalkan potongan daging yang empuk dan kaya rasa.
“Dulu diajarin untuk masak kambing biar ngga ‘prengus’, pakai bumbu rempah rempah…. Dulu belajarnya hampir setahun.”, ujar Khoiri, kemenakan Pak Sabar, yang juga generasi ketiga pewaris usaha dari kakeknya terdahulu.
Berbeda dengan gulai pada umumnya, gulai kambing ini disajikan tanpa santan, menghasilkan rasa yang begitu ringan namun tak kalah ‘nendang’. Dibanderol dengan harga sekitar Rp 30.000, Anda akan mendapatkan seporsi gulai kambing empuk dengan sepiring nasi putih.
Buka mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00, warung yang telah berdiri sejak 1979 ini siap mengisi perut lapar Anda.
Semarang, tak lepas dari imagenya sebagai kota Lumpia. Sebagai kota lahir lumpia, Anda tak boleh terlewat untuk mencicipi kuliner tua khas kota ini. Di sekitar kompleks kota lama, tempatnya di Kampung Pecinan, di Jalan Gang Lombok, anda dapat menemukan salah satu kedai lumpia yang tak kalah melegenda. Lumpia Gang Lombok namanya.
Telah ada hampir seratus tahun lalu, lumpia gang tak pernah terlihat sepi pengunjung. Dari hulu hingga hilir Semarang, pengunjung datang silih berganti. Tak jarang, wisatawan dari luar kota pun selalu menyempatkan mampir di kedai samping kelenteng Tay Kak Sie, kelenteng tertua di Semarang.
Meskipun kedainya tak terlalu besar, kualitas rasa dan mutunya tetap terjamin dari zaman dahulu. Untung, sapaan akrab untuk Purnomo Usodo (57) ini merupakan generasi ke empat pewaris usaha lumpia ini.
“Kalau persisnya kurang tahu, tapi usianya sudah seratus tahun. Berdiri sekitar 1918 an.”, ujar Untung, generasi ke empat Lumpia Gang Lombok
Sepiring lumpia, akan tersaji dengan saus manis, lalapan sayur, serta acar mentimun. Sekilas, Lumpianya terlihat begitu tambun dengan isian udang, telur, dan rebung yang padat. Berbeda dengan lumpia pada umumnya, Lumpia gang Lombok ini tak berbau apek dan gurih.
Sengaja untuk menjaga kekhasan rasa lumpia yang ada, Lumpia Gang Lombok hanya menyediakan dua varian rasa, yakni rasa original dengan varian goreng maupun basah. Sejak awal berdiri, Lumpia Gang Lombok tak pernah berpindah dari kedai semula. Jika Anda mampir ke Semarang, tak ada salahnya untuk mencicipi lumpia yang satu ini.
Masih di kompleks kota lama Semarang, Nasi Kebuli Bu Aminah terleak di ‘Kampung Arab’, Jalan Petek nomor 76 Semarang. Warung makan ini telah diwariskan selama dua generasi dari seorang datuk keturunan Timur Tengah. Pengunjung luar kota pun seringkali terlihat memadati warung nasi Kebuli ini.
“Dulu datuk saya jualan keliling, nasi kebuli. Sejak tahun 80-an.” ujar Feni, anak Ibu Aminah.
Meskipun tak menggunakan nasi Arab, nasi Kebuli milik Bu Aminah ini tak kalah rasanya dengan nasi kebuli Arab.
“Kalau nasi Arab susah carinya di sini mbak. Satu kilo itu kalau ngga salah Rp75.000. Kita kan juga perhatikan harga, kalau kami pakai nasi Arab nanti jualnya lebih mahal.“, ujar Feni saat ditemui tim liputan Phinemo.com (30/09).
Untuk mendapatkan seporsi nasi kebuli, anda hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp 20.000. Sepiring nasi kebuli meliputi acar nanas khas Timur Tengah, daging kambing, serta telur semur.
Jauh dari kata ‘prengus’, anda akan menemukan daging kambing yang begitu lembut dan kaya akan rasa. Di atas meja juga turut tersaji camilan pendamping, seperti keripik emping, serta kerupuk.
Bagi Anda yang ingin mencoba sensasi nasi khas Timur Tengah ini, baiknya datang pagi pagi karena seringkali kehabisan jika anda datang lebih dari pukul 14.oo. Nasi kebuli Bu Aminah ini sudah siap sejak pukul 06.00 pagi. Bagi pengunjung luar kota, agar tidak kecewa, ada baiknya untuk bertanya melalui pesan singkat di 0822 4370 7 009. Selamat berkuliner ria!