Muhammad Gunawan atau akrab disapa Ogun dikenal sebagai salah seorang pendaki gunung senior didikan Wanadri. Ia bergabung dengan Wanadri sejak tahun 1981. Sudah 37 tahun ia bergelut dengan alam dan rimba.
Menyoal pengalaman mendaki gunung, Ogun telah menanjaki dan melewati gunung-gunung terjal di nusantara dan belahan bumi lainnya. Bahkan, ia telah dua kali mendaki Gunung Everest, yaitu pada 1994 dan 1997. Padahal, puncak yang diimpikannya hanya tinggal 200 meter saja.
Kondisi stamina yang kurang prima dan cuaca yang buruk memaksa Ogun menunda impiannya. Ia pun memutuskan untuk turun.
Usai dua kali kegagalannya gapai Everest, panggilan mendaki gunung tertinggi di dunia tersebut terus menggema di telinga. Ia pun bertekad untuk mencapai puncak Everest di tahun 2018 ini.
“Di tahun itu sebenarnya tinggal 200 meter lagi saya sampai ke puncak Everest tapi tidak memungkinkan, makanya pada 2018 mendatang saya ingin taklukan gunung tertinggi di dunia tersebut,” kata Ogun dikutip dari detik.com.
Impian dan cita-cita Ogun terasa begitu berat mengingat tubuhnya tak sekuat dulu. Betapa tidak, sejak tahun 2015, langkah kakinya tak lagi menjejaki tanah hutan nan basah, melainkan bangsal dan ruang periksa rumah sakit untuk menjalani terapi. Ia divonis menderita kanker Nasofaring stadium empat.
Kanker yang menjadi musuhnya tak lantas membuat tekad Ogun ciut. Sebagai seorang survivor kanker, ia tetap semangat untuk kembali menggapai Puncak Everest.
“Saya sudah yakin akan mendaki gunung tertinggi di dunia tersebut, walaupun saya saat ini tengah sakit kanker nasofaring stadium IV dan semangat saya ini juga didukung keluarga dan komunitas,” kata Ogun dikutip dari sumber yang sama.
Hebatnya, meski harus kemo untuk melawan kanker, Ogun pun masih bisa melakoni program ekspedisi ke Everest yang diberinama “Ogun Road to Everest”. Akhir tahun 2016, Ogun telah mendaki Semeru, Arjuno, dan Merbabu. Februari 2017, ia bersama temannya Adi Seno, menjadi pelatih portir dan pemandu gunung dan Taman Nasional Gunung Ranjani.
Nantinya, keberhasilan Ogun bersama Ogun Road to Everest diyakini dapat memicu sekaligus memompa semangat para pejuang kanker untuk bergerak demi menjalani kehidupan yang lebih baik.
Di balik semangat dan kegigihannya mewujudkan impian ke Everest, Ogun memiliki cita-cita mulia lainnya. Ia ingin memberikan semangat dan contoh kepada anak-anak muda khususnya para pencinta alam bahwa sesungguhnya tak ada halangan yang tak bisa dilalui. Ia pun siap menanggung berbagai resiko yang harus ditempuhnya.
Namun, sebelum Ogun berhasil mewujudkan impian berada di puncak tertinggi dunia, ajal telah menjemputnya. Pada Minggu (26/8) pukul 17.58, Ogun dikabarkan meninggal di rumahnya di daerah Menteng, Jakarta Pusat. Kabar ini disampaikan oleh Ketua Umum Wanadri Andi Angga Kusuma.
***
Selamat jalan Kang Ogun, ragamu mungkin sudah tak lagi bernyawa, tapi semangat dan impianmu mendaki gunung dan mencintai alam rimba akan selalu tumbuh di hati para pemuda Indonesia.