Pernikahan menjadi dambaan setiap insan manusia di dunia. Prosesi penyatuan dua insan dalan ikatan suci pernikahan ini dianggap sakral oleh beberapa agama atau kepercayaan tertentu. Namun terdapat juga beberapa tradisi pernikahan yang cenderung unik dan aneh, karena menjadi bagian dari tradisi nenek moyang.
Berikut ini telah disajikan tujuh pernikahan teraneh di dunia yang perlu anda ketahui.
Pria dari Suku Nuer di Sudan diijinkan menikah setelah membayar sejumlah ternak tertentu. Pernikahan akan selesai setelah sang istri telah melahirkan dua anak. Jika sang istri hanya memiliki satu anak, suami bisa mengajukan cerai kepada istrinya. Namun apabila sang suami meninggal, saudara laki-lakinya kemudian harus menjadi suami dari janda tersebut.
Ketika tradisi pernikahan Bangsa Yahudi telah usai, mempelai wanita akan menginjak gelas kaca yang telah dibungkus kain hingga pecah. Hal ini mengandung makna bahwa pernikahan memegang dukacita sekaligus sukacita. Selain itu juga mengandung arti komitmen untuk saling berdampingan selamanya.
Dalam sebuah perayaan pernikahan di Rusia, orang tua akan menyambut kedua mempelai dengan sepotong roti dan garam yang memiliki makna keramahan. Selanjutnya mempelai wanita dan pria akan saling suap-suapan dengan roti yang ditaburi garam tersebut.
Seorang pengantin wanita dari Suku Tujia di China diharuskan menangis selama satu jam dalam satu bulan menjelang hari pernikahan. Setelah 10 hari pertama sejak pengantin wanita menangis, sang ibu akan ikut bergabung untuk menangis bersama. 10 hari berikutnya sang nenek akan turut bergabung juga, hingga hari terakhir seluruh wanita di keluarga pengantin akan ikut menangis semua. Hal ini merupakan ekspresi sukacita dan kebahagiaan.
Tradisi pernikahan di Rumania cukup unik karena sebelum prosesi pernikahan pengantin wanita akan diculik oleh keluarga, teman, atau aktor yang sengaja dipekerjakan. Pengantin pria kemudian harus menyelamatkan sang pengantin wanita dengan membayar uang tebusan, minuman, atau isyarat romantis.
Setelah resepsi pernikahan digelar di kediaman mempelai pria, sang ibu kemudian akan memecahkan lonceng putih berisi nasi, tepung, dan biji-bijian yang menjadi lambang kelimpahan dan kemakmuran.
Dalam tradisi pernikahan jerman kuno, kedua mempelai harus menggergaji sebatang pohon dengan gergaji yang memiliki dua pegangan. Tindakan ini merupakan lambang kerjasama dari kedua mempelai dalam melewati rintangan dan halangan yang meungkin terjadi selama pernikahan.