“Manusia adalah makhluk sosial yang terikat dalam sebuah komunitas tertentu”, Kalimat yang berulang kali saya temukan sejak bangku sekolah dasar hingga menengah atas dalam buku pelajaran sosial.
Traveling yang telah dikenalkan oleh ayah saya sejak kecil adalah bukti bahwa kita memang dikutuk sebagai makhluk sosial. Tak hanya sekedar berjalan-jalan menikmati pemandangan, menyapa, memulai pembicaraan dengan orang baru, sampai sekedar ngopi bersama penduduk lokal pun diajarkan oleh ayah saya.
Seiring bertambahnya usia, sayapun masih terbawa oleh hobi yang diturunkan ayah saya, bedanya kini saya harus melangkah sendiri untuk menjelajah berbagai macam destinasi.
Menyadari tak mudah untuk sekedar berjalan seorang diri, komunitas traveling menjadi sebuah pelampiasan untuk dijadikan “keluarga kedua”.
Beberapa mengatakan bahwa menjadi seorang independen adalah traveler terbaik karena tak butuh sebuah ikatan formal hanya untuk menjelajah dunia. “Ngapain sih gabung komunitas, mau jalan aja ribet pake rapat atau kumpul segala.”
Tapi di sisi lain, bukan ide buruk juga ketika kita berada dalam ikatan komunitas dengan passion yang sama, toh komunitas bukan sebuah kelompok eksklusif yang membatasi ruang gerak.
Berikut keuntungan masuk ke dalam komunitas traveling yang juga dapat mengubah pola pikirmu;
Jika kamu adalah seorang pecinta traveling yang menetap dan merantau ke luar kota, bergabung dengan komunitas traveling setempat adalah ide brilian. Merantau ke Semarang tak hanya sekedar google mam yang saya butuhkan, tapi sekelompok orang yang memandu saya untuk mengenal destinasi-destinasi di wilayah ini.
Berkumpul dengan orang baru dengan latar belakang daerah yang berbeda berhasil memperkaya pengetahuan tentang karakter seseorang. iklim heterogen dalam anggota komunitas, membuat saya banyak paham tentang pengalaman-pengalaman berbeda dari setiap orangnya.
Beda orang, beda pengalaman, beda pula sudut pandang dalam menyikapi sesuatu. Satu destinasi tentu memiliki banyak sudut pandang dari setiap anggota.
Tak sekedar seperti kecoa yang dapat beradaptasi dan survive di berbagai keadaan. Kamu bahkan bisa jadi seekor semut. Selain survive dan bertahan di segala medan, kamu bisa menjadi seorang yang memiliki jiwa sosial tinggi. Kegiatan dalam sebuah komunitas tak hanya sekedar berkumpul dan traveling bersama, sekelompok komunitas biasanya melakukan kegiatan sosial dan gatering bersama untuk melatih kekompakan dan rasa empati.
Bergabung dalam satu komunitas bukan berarti tak dapat menjalin hubungan dengan komunitas lain, justru saya memiliki peluang lebih besar untuk mengenal komunitas-komunitas di luar daerah. “Semakin banyak kenalan, semakin banyak pula kemudahan”, begitulah pesan ayah saya sewaktu kecil. Menjalin relasi begitu banyak keuntungannya. Ketika saya berada di suatu daerah asing, saya hanya perlu menghubungi komunitas daerah yang bersangkutan untuk bersilaturahmi sekaligus menambah pengetahuan.
Trinity, ibu dari para traveler. Begitu salutnya saya terhadap wanita yang tak hanya traveler biasa, tetapi seorang travel writer yang mempu menginspirasi saya untuk belajar dan belajar lagi. Jadi orang terkenal yang dimulai dari 0, belajar memberikan arti dan manfaat, menjadi yang terbaik, minimal untuk orang yang berada dalam lingkup passion saya.
Menengok sosial media Facebook setiap paginya selalu mendapat pemberitahuan mengenai informasi seputar destinasi. Seperti berlangganan koran harian, tanpa mencari tahu informasi tersebut selalu datang dengan sendirinya.
Saling berbagi dan bertukar informasi, itulah fungsi yang saya rasakan selama bergabung dengan komunitas manapun. Ada kalanya kamu bertanya pada forum karena membutuhkan sebuah informasi tertentu, namun ada kalanya pula kamulah orang yang memegang informasi tersebut. Maka, saat itulah kamu menjadi seorang konsultan atas informasi cost, itinerary, transport, bahkan iklim penduduk lokal.
Selalu ada sisi positif dari setiap kegiatan dan tindakan yang kita lakukan. Selama kita tak merugikan orang lain, mengapa tidak untuk masuk dan menjadi bagian dari sebuah komunitas. Keluarga kedua akan memberi kehangatan ketika jauh dari keluarga kita. Passionlah yang menjadi tameng dari tindakan-tindakan negatif dan berpeluang merusak diri.