Bajawa adalah ibukota Kabupaten Ngada, Nusa Tenggrara Timur. Bajawa sendiri terletak tepat di tengah pulau Flores yang berbatasan dengan kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Manggarai Timur. Bajawa menurut penuturan masyarakat lokal di sana berasal dari kata “Bhajawa”. Bhajawa sendiri merupakan nama salah satu kampung terbesar dari tujuh kampung yang berada di kota Bajawa. Sebagian lagi menuturkan bahwa Bajawa berasal dari kata “Bha” yang artinya piring/mangkuk dan “Djawa” yang berati Pulau Jawa. Flores memang selalu menawarkan wisata alam yang begitu menakjubkan, begitu juga dengan Bajawa. Kota yang berpenduduk sekitar 45.000 jiwa ini menawarkan wisata alam yang tak kalah menarik dibandingkan daerah lain di daratan Flores.
Berikut ini beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi saat Kamu berada di Bajawa.
Air terjun Ogi merupakan salah satu tempat wisata yang paling dekat dengan Kota Bajawa. Air terjun Ogi terletak di Desa Faobata, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada. Air terjun Ogi dapat ditempuh dari Kota Bajawa menggunakan sepeda motor yang berjarak sekitar 7 km dari pusat kota dan dilanjutkan tracking sejauh 1 km. Karena letaknya yang agak terpencil dan kurangnya penunjuk jalan, disarankan untuk bertanya kepada masyarakat lokal untuk memperoleh informasi lebih lanjut.
Air terjun Ogi dengan ketinggian kurang lebih 30 meter ini benar-benar sangat memanjakan mata. Alamnya yang masih asli dengan dikelilingi oleh pohon-pohon yang rimbun dan udara yang sejuk cocok bagi kamu yang ingin sekadar mencari ketenangan ataupun mencari inspirasi.
Pemandian Air Panas ini berada di Desa Piga, Kecamatan Soa. Untuk menuju lokasi ini kamu bisa menggunakan sepeda motor atau mobil ke arah utara yang berjarak sekitar 25 km dari Kota Bajawa. Pemandian air panas yang bersuhu mencapai 30 derajat celcius ini memiliki sumber mata air yang berasal dari sebuah kolam dan mengalir ke sungai utama melalui bebatuan yang agak tinggi sehingga tampak seperti air terjun kecil.
Untuk memasuki tempat ini Kamu hanya dikenakan biaya Rp 2.000,- untuk anak-anak dan Rp 4.000,- untuk wisatawan domestik. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara dikenakan tiket masuk sebesar Rp 14.000,- Cukup terjangkau bukan?
Bukit Wolowio adalah salah satu obyek wisata rohani umat Khatolik di Flores selain Taman doa di Lembata, Museum Santo Yohanes Paulus II di Sikka, Gereja Katedral tertua di Ende, dan ziarah Paskah di Larantuka. Taman Wisata Rohani Bukit Wolowio terletak di puncak Gunung Ata Gae, Wolowio, Bajawa. Untuk menuju tempat ini bisa menggunakan sepeda motor. Tidak mudah memang untuk menuju lokasi ini. Selain jalannya yang berkelok-kelok, kita juga dihadapkan dengan kondisi jalan tanah yang licin.
Sepanjang jalan menuju Bukit Wolowio kita akan disuguhkan pemandangan yang bagus dengan hamparan kebun kopi arabika yang ditanam oleh petani lokal di sana. Di atas puncak Bukit Wolowio berdiri sebuah arca Bunda Maria yang agung dan megah. Tinggi patung ini mencapai sekitar 17 meter yang terbuat dari beton. Hamparan pegunungan dan lembah akan terlihat sangat bagus dari atas Bukit Wolowio, bahkan jika cuaca bagus pantai dan teluk Aimere bisa terlihat dari sini. Tempat ini cocok bagi kamu yang hobi fotografi dan berfoto selfie bersama teman dan kerabat.
Baca juga:
Gunung Inerie adalah salah satu gunung yang berada di Flores. Gunung Inerie sendiri terletak di Kabupaten Ngada, Nusa tenggara Timur. Gunung yang memiliki ketinggian sekitar 2.245 meter dari atas permukaan laut ini terbilang sangat unik karena berbentuk kerucut seperti piramida di Mesir. Spot terbaik untuk melihat Gunung Inerie adalah dari Aimere, karena dari titik ini kamu bisa melihat gunung Inerie dengan kedua sisinya yang benar-benar lurus seperti piramida.
Bagi Kamu yang ingin mendaki, titik awal pendakian gunung Inerie berada di Desa Watumeze yang dapat ditempuh sekitar 30 menit dari pusat kota Bajawa. Pendakian dari titik awal emnuju puncak memerlukan waktu sekitar 3 jam saja dengan medan yang curam serta berpasir. Dari atas puncak Gunung Inerie kita bisa melihat kota Bajawa yang dikelilingi oleh pegunungan dan hamparan hutan yang hijau sampai dengan pemandangan Laut Sawu di selatan gunung ini.
Udara pagi yang sejuk dipadukan dengan pemkamungan lembah kampung adat Bena sambil minum kopi Bajawa ditemani pancake mungkin hanya bisa dinikmati di Vila manulalu, Bajawa. Vila Manulalu terletak tepat dibawah bukit Manulalu. Lokasinya yang tenang ini memang sangat cocok bagi kamu yang ingin beristirahat dari penatnya perjalanan ataupun hanya untuk menikmati pemandangan puncak Inerie dan kampung adat Bena sambil menikmati khasnya kopi Bajawa. Berdasarkan penuturan masyarakat lokal di sana, Manulalu berasal dari kata “Manu” yang berarti ayam dan “lalu” yang berarti jantan.
Untuk mencapai tempat ini hanya memerlukan waktu sekitar setengah jam saja. Bagi kamu yang capek atau malas berkendara, jangan khawatir karena dari pihak hotel sudah menyiapkan jasa antar jemput bagi pengunjung.
Riung 17 pulau adalah sebuah objek wisata taman laut yang ada di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Untuk menuju lokasi ini kamu bisa mengendarai motor, mobil, bus, maupun truk penumpang atau lebih dikenal dengan sebutan ‘oto kayu’ selama kurang lebih dua setengah jam dengan jarak tempuh kira-kira 75 km. Kawasan taman laut ini memiliki gugusan pulau besar dan kecil yang sangat eksotis. Ada beberapa pulau yang menjadi daya tarik di kawasan Taman Laut Riung 17 Pulau, salah satunya adalah Pulau Ontoloe atau Pulau Kelelawar yang menjad habitat bagi ribuan kelelawar yang bergelantungan di pepohonan yang rimbun di pulau itu. Selain itu ada pulau Rutong, Pulau Pata, Pulau Telu, dan masih banyak pulau-pulau eksotis lainnya.
Di sini juga terdapat kadal raksasa mirip komodo yang biasa disebut Mbou. Mbou sendiri masih satu jenis dengan Varanus Komodoensis di Pulau Komodo, namun warna dari Mbou ini lebih menarik
Kamu dapat mengelilingi gugusan pulau di Taman Laut Riung 17 Pulau dengan menyewa speed boat dengan biaya Rp 350.000,- per kapal selama kurang lebih dua setengah jam. Bagi kamu penyuka keindahan alam bawah laut, di sini juga terdapat beberapa spot untuk snorkeling dengan memanfaatkan peralatan diving yang memang sengaja untuk disewakan.
Kampung adat bena adalah salah satu kampung adat di Bajawa, Kabupaten Ngada. Kampung adat Bena adalah perkampungan adat peninggalan zaman Megalitikum. Kampung adat Bena terletak di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Jarak kampung adat ini dari pusat Kota Bajawa sekitar 19 km yang bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan akses jalan yang sudah baik.
Kampung Bena memiliki lebih dari 40 buah rumah adat yang saling berhadapan dan memanjang dari arah utara yang mempunyai fungsi sebagai pintu masuk ke arah perkampungan sampai ke arah selatan yang merupakan puncak yang diakhiri dengan tebing terjal. Untuk memasuki kampung adat Bena sendiri tidak dikenakan tiket masuk, namun masyarakat setempat akan meminta pengunjung untuk memberikan donasi seiklasnya pada saat mengisi buku tamu.