Ada banyak sekali pilihan kuliner yang bisa kita cicipi ketika kulineran di Yogyakarta, mulai dari Gudeg hingga bakmi goreng jawa bisa dengan mudah kita temui di kota istimewa ini. Tapi ternyata ada beberapa penjual kuliner legendaris yang seringkali terlupa untuk dicicipi.
Deretan kuliner legendaris yang sering dilupakan berikut ini dibuat oleh para tangan-tangan renta yang masih semangat menjajakan kulinernya.
Bila Anda ke Jogja, mampirlah ke warung berikut untuk mencicipinya.
Jika Anda ingin mencicipi gudeg otentik, maka ke kedai ini adalah jawabannya. Cita rasa gudeg di sini manis dengan tekstur daging nangka muda yang lembut. Biasanya disajikan dengan krecek pedas, telur bacem, suiran ayam dan nasi putih.
Sang penjual adalah Mbah Lindu yang berumur 97 tahun. Selain gudeg, Mbah Lindu juga seringkali menjual bubur gudeg khusus untuk menu sarapan pagi.
Jam buka: 05.00 – 10.00 WIB.
Lokasi: Jl. Sosrowijayan di antara Hotel Malioboro Inn dan Grage Ramayana.
Kisaran harga: Rp15.000 hingga Rp.30.000.
Ini adalah kuliner khas Alun-alun Kidul (Alkid) Yogyakarta. Penjualnya adalah Mbah Jumiyo yang usianya mencapai 91 tahun.
Setiap hari ia menjajakan es jadul dan mengayuh sepedanya lebih dari 20 kilometer dari desanya di Tegal Urung, Gilangharjo, Padak Bantul. Rasa esnya mirip es gabus khas Jogja yang empuk ketika digigit.
Harga: Rp 2.500
Pernah mencicipi bubur gudeg? Bubur gudeg adalah kuliner bubur yang topingnya berupa gudeg. Jadi penyajiannya tidak pakai nasi. Kebetulan Mbah Wagiyah adalah salah satu pelopor bubur gudeg ini dan usianya sudah 90 tahun ke atas.
Rasanya lezat dengan kuah aren, krecek yang cukup pedas, dan aneka lauk lainnya.
Lokasi: Jl. Kabupaten km 1.5, Yogyakarta (depan Pawon Ndeso Resto Mas Bit)
Buka jam : 06.00-10.00
Harga mulai Rp. 6000
Sebenarnya rasa ronde buatan Mbah Peyem ini tak jauh beda dengan ronde lainnya, tapi ia adalah salah satu penjual ronde yang legendaris di Jogja. Usianya bahkan sudah mencapai 90 tahun.
Lokasi: Jl. Kauman, Yogyakarta (bisa cek di Google Maps untuk detail lokasi)
Jam buka: 20.00 WIB hingga habis.
Di siang bolong yang panas, wajib banget cicipi kuliner legendaris buatan Mbah Dirjo bernama Es Tape.
Seperti namanya, es tape terbuat dari tape. Rasanya asam manis bikin ketagihan. Mbah Dirjo sendiri menjajakkan kulinernya sejak tahun 70 an. Kini Mbah Dirjo berusia 90 tahun lebih.
Lokasi: Komplek Keraton Pakualaman (dibawah pohon depan gerbang kraton pakualaman)
Harga: Es tape Rp 3.000 , Roti tawar Rp 1.000.
Lopis Mbah Satinem ini merupakan lopis langganan Soekarno, mantan Presiden RI pertama.
Di sini Mbah Satinem bukan hanya menjual lopis tapi juga gatot dan cenil khas makanan Jawa.
Lokasi: Jl. Diponegoro.
Harga: Rp5.000.