Beberapa waktu belakangan ini suhu udara di beberapa tempat di Indonesia mengalami penurunan ekstrim. Bahkan di Dataran Tinggi Dieng, Gunung Lawu, dan Gunung Bromo berada dibawah titik beku air yaitu dibawah 0 derajat celcius sehingga memicu munculnya embun-embun es. Meskipun luar biasa dingin, namun kemunculan embun-embun es tersebut menjadi fenomen unik yang justru meningkatkan minat para pendaki.
Perlu diperhatikan bahwa mendaki saat suhu udara sedang dingin-dinginnya memicu terjadinya hipotermia yang berujung pada kematian. Untuk mengantisipasi terjadinya hal tersebut, anda perlu mempersiapkan lima perlengkapan berikut ini.
Jaket Gunung menjadi perlengkapan pokok yang harus dibawa saat mendaki. Berbeda dengan jaket biasa, Jaket Gunung didesain secara khusus untuk menjaga tubuh tetap hangat di tengah dinginnya suhu udara pegunungan.. Gunakan Jaket Gunung terstandar dengan kualitas terbaik yang windproof maupun waterproof agar terhindar dari hipotermia.
Tangan menjadi bagian tubuh yang pertama terpapar langsung oleh udara dingin di gunung. Mengantisipasinya dapat dilakukan dengan mengenakan sarung tangan hangat khusus untuk mendaki. Jangan gunakan sarung tangan laboratoium apalagi sarung tangan racing yang bagian jarinya terbuka.
Tenda dapat melindungi tubuh dari terpaan angin kencang dan suhu udara dingin saat bermalam di puncak gunung. Selain itu tenda juga penting untuk melindungi diri dari serangan hewan liar seperti serangga hingga ular saat sedang tidur.
Dalam pendakian biasa, penggunaan sleeping bag tak begitu peting karena tubuh sudah terlindung dari suhu udara dingin dengan jaket gunung dan tenda. Namun saat suhu udara ekstrem seperti sekarang ini, sleeping bag penting untuk melindungi tubuh agar tidak terkena hipotermia.
Jangan gunakan baju yang sama saat untuk tidur dengan saat melakukan pendakian. Baju yang basah oleh keringat akan membuat tubuh semakin kedinginan saat terkena udara dingin dari gunung. Oleh karena itu gantilah baju anda dengan yang kering ketika hendak tidur atau bermalam di gunung.