Sampah plastik dan styrofoam sisa kemasan sekali pakai merupakan masalah krusial yang dihadapai oleh lingkungan saat ini. Selain sulit didaur ulang, sampah plastik dan styrofoam membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk bisa terurai di tanah.
Di darat, sampah plastik akan menimbun, memakan banyak ruang, dan menyebabkan pencemaran dimana-mana. Sedangkan di lautan, sampah ini mampu menjadi ancaman bagi kehidupan didalamnya. Kasus penemuan penyu mati karena memakan sampah plastik sudah sering terjadi. Terakhir penemuan paus sperma yang mati terdampar di Wakatobi dengan 5,9 Kg sampah di perutnya cukup menghebohkan dunia.
Melalui laman akun instagramnya di @shirohyde, seorang komikus yang juga seorang penggiat lingkungan membagikan tiga tips sederhana liburan ramah lingkungan.
Kantong plastik adalah jenis sampah plastik yang paling mendominasi di lingkungan. Penggunaan kantong plastik ini dapat dikurangi dengan tote bag. Tote bag dapat digunakan berulang-ulang. Perawatannya pun relatif cukup mudah, yaitu dengan dicuci dengan detergen saja saat kondisinya kotor. Dengan bentuk yang dapat dilipat menjadi ukuran yang cukup kecil, tote bag tidak akan memakan banyak ruang jika disimpan di dalam tas.
Jika kamu berencana berlibur atau berpergian dan ingin membawa bekal berupa makanan dari rumah, kamu bisa menggunakan food container untuk menggantikan kemasan makanan dari styrofoam. Penggunaan sendok/garpu plastik pun dapat diganti dengan reusable spork (spoon and fork) yang bisa dipakai berulang-ulang.
Menggunakan tumbler selain bisa menjadi penyelamat lingkungan dengan mengurangi kemasan botol plastik sekali pakai, kamu juga bisa berhemat. Dengan membawa tumbler dari rumah kamu tidak perlu memberi air mineral di minimarket. Sedotan plastik juga dapat diganti dengan sedotan metal yang ramah lingkungan dan dapat digunakan berulang-ulang.
Mulai dari sekarang yuk kita selamatkan bumi dengan mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai. Dimulai dari diri sendiri, kemudian bisa mengajak keluarga, kerabat, dan sahabat disekitar kita untuk turut serta menjadi penyelamat bumi. Perlu diingat bahwa bumi adalah satu-satunya tempat tinggal manusia, masa depan anak cucu kita bergantung dari bagaimana perlakuan kita terhadap bumi di masa sekarang.
