Open trip kini tengah menjadi tren tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia. Selain karena harganya yang terjangkau, open trip lebih unggul karena dianggap memiliki jadwal kegiatan yang lebih pasti dan memberikan kesempatan untuk mengenal lebih banyak teman. Dibandingkan yang lainnya, open trip dirasa lebih menyenangkan karena dilakukan secara beramai-ramai.
Bagi pelaku bisnis yang bergerak di bidang tour travel, open trip dapat menjadi jalan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar karena dalam sekali keberangkatan wisata dapat mengantar banyak wisatawan sekaligus. Terdapat beberapa segmentasi pasar yang dapat disasar untuk menjadi konsumen yang potensial dari open trip, berikut diantaranya.
Pelajar dan mahasiswa dapat menjadi target pasar utama bagi produk-produk open trip yang dijajakan oleh tour operator. Sebagian besar pelajar dan mahasiswa biasanya belum memiliki penghasilan sendiri, sehingga sangat sulit untuk menjangkau produk wisata private trip yang relatif lebih mahal. Pelajar dan mahasiswa akan cenderung memilih produk open trip yang lebih murah dengan mengajak teman-temannya yang lain.
Pegawai kantor dapat dibilang sebagai kalangan yang memiliki seringkali mengalami stress berat, karena tuntutan pekerjaan yang menyita pikiran dan tekanan dari atasan. Pegawai kantor setidaknya akan melakukan kegiatan liburan sekali dalam sebulan, ke tempat-tempat yang menenangkan seperti pantai atau gunung. Open trip akan dipilih karena lebih hemat dan dapat menjalin komunikasi dengan orang-orang baru.
Setidaknya dua kali dalam setahun, keluarga-keluarga di Indonesia akan mengajak serta seluruh anggota dan sanak saudaranya pergi berlibur. Destinasi favorit yang menjadi tujuan biasanya adalah pantai, kebun binatang, dan destinasi-destinasi populer lainnya. Rombongan keluarga biasanya akan memilih open trip karena dianggap lebih hemat dan dapat menjangkau seluruh anggota keluarga.
Setiap akhir masa kepengurusan, komunitas maupun organisasi seringkali mengadakan agenda liburan bersama untuk memperkuat ikatan antara anggota. Mendaki gunung, berkemah, dan outbond di alam menjadi kegiatan wisata yang paling sering dilakukan oleh komunitas dan organisasi. Dengan memanfaatkan sisa anggaran yang serba terbatas, kalangan ini cenderung akan memilih open trip karena lebih murah.