Travel Journalism Class 2017 - Belajar Membuat Tulisan yang Dibaca Banyak Orang

Travel Journalism Class 2017 sukses diselenggarakan oleh Phinemo dan Impala Space di Kota Lama Semarang. Ini kilasannya!

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Phinemo dan Impala Space sukses menyelenggarakan Travel Journalism Class 2017! Didukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah dan Gelis Gede Hosting Provider, acara yang dihadiri 21 peserta ini mengangkat topik “Bagaimana Agar Tulisan di Blogmu Dibaca Banyak Orang“.

‘Tulisan bisa memiliki efek berantai yang nggak kita sadari’

Banyak blogger yang merasa malas membagikan tulisan perjalanannya. Ada yang merasa karena nggak penting, ada pula yang karena memang nggak tau caranya.

Tulisan kita bisa saja memiliki efek berantai yang nggak kita sadari. Misal tulisan tentang Shoes for Flores yang terus-terusan dibuat oleh Valentino Luis, travel photographer di Flores. Tulisan tentang SFF nyatanya akhirnya mampu menarik banyak donasi dari para relawan yang peduli dengan kondisi pendidikan di Flores.

Atau tulisan Pungky Prayitno di kontes blog orangutan Phinemo. Di situ ia menyebut bahwa tulisannya hanya sebuah upadaya kecil darinya yang seorang blogger, untuk menyebarkan optimisme tentang gerakan penyelamatan orang utan yang makin hari makin memprihatinkan.

Berupaya agar tulisan perjalanan kita dibaca banyak orang itu WAJIB

Kalimat di atas bisa menjadi gambaran inti materi Travel Journalism Class 2017 yang dibawakan Shabara Wicaksono – Editor in Chief Phinemo.com.

Pertanyaannya adalah bagaimana agar tulisan itu dibaca banyak orang? Shabara Wicaksono yang akrab disapa ‘Om Wic’ ini membagikan kiat-kiatnya.

Dua hal yang perlu dilakukan adalah ‘membuat tulisan yang memiliki nilai tambah’ dan ‘strategi distribusi tulisan’ yang tepat.

‘Content is King & Distribution is Queen’, itulah yang ia tekankan.

Memberi nilai tambah tulisan adalah tentang bagaimana memberi ‘bobot’ pada tulisan. Bisa informasi, kemasan yang menarik maupun angle yang berbeda. Bahkan, tentang bagaimana kita membuat format tulisan juga bisa sangat berpengaruh, lho!

Mencari informasi yang lengkap dan angle yang berbeda adalah tentang bagaimana kita melakoni perjalanan kita. Rajin mencatat dan memotret jadi kiatnya.

Lalu bicara tentang membuat kemasan yang menarik, di sini Om Wic memberi tips tentang membuat format tulisan berparagraf singkat agar nyaman dibaca dan juga bagaimana membuat judul yang menarik dan mengikat.

Lalu tentang distribusi, Om Wic menyarankan untuk mempertajam riset. Bagaimanapun strategi distribusi dipengaruhi oleh target pembaca dan tiap blog pasti punya penyukanya masing-masing.

Blog dengan tipe tulisan perjalanan naratif mungkin lebih cocok menjadikan sosial media, utamanya Facebook, sebagai kanal distribusi utama. Share di grup komunitas traveling juga bisa jadi senjata.

Sementara blog perjalanan dengan tipe panduan dan tips lebih cocok menggunakan SEO sebagai kanal distribusi utama. Om Wic menekankan untuk sejenak melupakan kaidah-kaidah SEO yang berpaku pada jumlah keyword agar tulisan kita lebih natural dan humanis. Menurutnya, era sekarang, tulisan yang ‘human friendly’ juga akan menjadi tulisan yang ‘SEO firendly’ karena algoritma Google yang makin berkembang, mampu membaca kebiasaan orang di website.

 ***

Dibalik kesuksesan penyelenggaraannya, ini sisi lain Travel Journalism Class 2017 yang terbingkai lensa kamera:

Dapat ilmu langsung dari editor Phinemo

Di balik kesuksesan Phinemo sebagai online travel media di Indonesia, ada sosok Shabara Wicaksono yang sudah jatuh bangun membangun Phinemo.com menjadi seperti sekarang ini. Ilmu yang didapat langsung dari lapangan, terkuak dalam workshop ini.

Menjadi lebih optimis dan serius menjadi seorang travel blogger

Ilmu dari sang Editor yang ikut membangun Phinemo.com dari bawah, tentu menjadi satu hal menarik untuk diterapkan dalam dunia blogging.

Workshop serius tapi bisa sambil santai

Workshop disajikan dengan serius tapi santai, di mana para peserta bisa ngopi sambil makan cemilan.

Mendapat teman baru dari berbagai daerah

Peserta TJC 2017 bukan hanya berasal dari Semarang, tapi juga berbagai daerah seperti Jogja, Malang, hingga Jakarta. Semua melebur jadi satu saling bersalaman untuk bisa saling kenal.

Dapat banyak hadiah menarik!

Travel Journalism Class 2017 tercipta bukan sekadar kerjasama dari Phinemo dan Impala Space, tapi juga adanya dukungan luar biasa dari GelisGede Hosting Provider dan juga Dinas Pariwisata Jawa Tengah. Hadiah berlimpah pun dibagikan melalui kuis di sela workshop hingga acara tanya jawab.

Bertemu langsung dengan Tim Phinemo

Kalau Kamu salah satu dari beberapa orang yang penasaran bagaimana wujud tim Phinemo, di TJC 2017, para peserta bisa bertemu dengan tim Phinemo; mulai dari founder, editor, penulis, social media strategist, videografer, hingga graphic designer-nya.

Mendapat teman baru, para blogger yang menginspirasi

Peserta Travel Journalism Class 2017 adalah para travel blogger kece yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini tentu jadi kesempatan baik untuk menambah relasi sesama travel blogger. Siapa tahu bisa saling sharing ilmu, kan!

Impala Space yang Asyik Buat Kerja dan juga Instagenic

Lokasi workshop TJC 2017 berada di kawasan Kota Lama Semarang, tepatnya di lantai 2 Spiegel Bar & Bistro. Di sini, para peserta bisa melihat cantiknya Kota Lama Semarang dari balkon dengan jelas.

***

Baca juga hal seru ini:

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU