Pencarian pendaki Gunung Semeru asal Swiss yang hilang sejak 3 Juni 2016 kini mulai menemui titik terang. Tim SAR sudah menemukan jejak sepatu ukuran 43-44 yang diperkirakan milik Lionel Du Creaux (26).
Setelah mendapatkan laporan dari Alice Guignard (rekan Lionel), atas hilangnya Lionel saat mendaki puncak Gunung Semeru pada Senin, 6 Juni 2016. Kepala Balai Besar TNBTS pun langsung menanggapi dengan serius hilangnya pendaki asal Swiss yang faktanya merupakan pendaki ilegal (lionel tidak melakukan registrasi di Ranupani) dengan mengeluarkan surat keterangan penutupan jalur pendakian Gunung Semeru.
Pencarian pendaki Swiss inipun dilakukan setelah penutupan jalur pendakian. Open SAR pun dilakukan untuk memudahkan pencarian korban. Tim SAR memfokuskan pencarian di kawasan blank 75, ternyata jejak-jejak keberadaan pendaki asal Swiss ini mengarah ke Tawon Songo, tempat dimana 2 pendaki asal Cirebon menghilang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Hendro Wahyono mengatakan jika pada saat pencarian, tim menemukan jejak di Blank 75 dan mengarah ke Tawon Songo. Ia menambahkan jika ada kemungkinan pendaki Swiss berjalan di arah yang sama dengan pendaki Cirebon yang sempat hilang bulan Mei lalu.
Tim SAR gabungan menyusuri jalur Tawon Songo menyatakan menemukan jejak kaki pendaki, di kawasan Patok B. Tepatnya berada pada koordinat 08 derajat 4 menit 57,1 detik Selatan, dan 112 derajat 57 menit 16,1 detik Timur pada pukul 10.02 WIB jum’at kemarin.
Jefri, anggota BASARNAS Jember yang berada di posko Tawon Songo menyebutkan jika ia optimis dengan keadaan Lionel. Meskipun segala kemungkinan bisa terjadi, Jefri optimis Lionel masih dalam keadaan sehat, karena biasanya orang asing memiliki keadaan yang lebih prima jika dibandingkan dengan pendaki Indonesia. Ditambah lagi cuaca di Gunung Semeru akhir-akhir ini sangatlah cerah.
Meskipun demikian, semoga Tim SAR segera menemukan Lionel, pendaki asal Swiss yang hilang sejak 3 Juni 2016.